"Ekhem!" Beercus berdehem, "pesanan sudah datang," ucapnya dengan senyum terpaksa.
Lain kali, ia tidak akan mau menemani Marvel menemui istrinya lagi di kampus. Sudah cukup kali ini saja pengalamannya melihatkemesraan sahabat sendiri. la iri, tidak bohong."Mau?" tawar Marvel dengan memegang sendok yang sudah berisi nasi goreng di dalamnya.Grace menggeleng, "udah kenyang," tolaknya.Marvel mengangguk, mulai menyuapkan nasi gorengnya ke dalam mulutnya. Karena ia memang sungguh merasa lapar. Grace hanya diam memperhatikan Marvel, Grace berkali-kali sadar jika suaminya ini tampan, dan ia juga sudah berkali-kali di buat terpesona.Deg!
Sedari tadi, jantung Grace berdetak abnormal semenjak kedatangan Marvel yang tiba-tiba. Di tambah lagi, kini ia duduk berdempet dengan Marvel, mencium aroma khas suaminya tersebut, membuat jantungnya memompa lebih cepat. Apa lagi, saat kilasan kejadian tadi pagi, saat Marvel mengantarnya kuliah-tepatnya di mobil terl"Terserah kalian mau percaya atau nggak, saya nggak punya waktu buat ngeladenin orang yang sok tahu tentang hidup saya. Lagian--" Grace berucap santai, tapi mampu membuat keempat perempuan tadi naik pitam hingga kalimatnya di potong."Sok banget lo! Liat aja, dengan muka lo yang pas-pasan itu, Marvel bakalan bosan sama lo. Dan setelah dia bosan, di bakal ninggalin lo! Jadi sampah deh," ejeknya dengan tatapan sinis. Grace mengernyit, tahu dari mana jika itu Marvel."Gue yakin, dia udah nggak perawan. Udah berapa cowok lo porotin?" Perempuan dengan gaya seperti tante-tante menyahut.Grace tak kenal mereka, tapi kenapa mereka sibuk sekali mengurusi hidupnya."Maaf, tapi sebaiknya jangan suka menyela saat orang berbicara, tidak sopan. Saya juga nggak di bayar, tapi saya di akad-in," ucap Grace sambil menunjukkan tangan kanannya, tepat di jari manisnya tersemat cincin emas dengan mata berlian di tengahnya.Ke empat perempuan tadi terdiam membisu, satu di antara m
"Kak," panggil Grace sambil mencoba mendorong bahu Marvel.Tak ada pergerakan, "gini aja, saya nyaman," gumam Marvel mengeratkan pelukannya."Duduk dulu, masa berdiri terus," heran Grace.Marvel menjauhkan kepalanya dari leher Grace, menatap istri mungilnya yang hanya sebatas dadanya. Dengan sekali gerakan, Grace sudah berada dalam gendongan koalanya. Grace terpekik kaget, Marvel terlalu tiba-tiba. Marvel mengacuhkan keterkejutan Grace, langkah besarnya membawanya bersama Grace menuju kursi kebesarannya. Marvel mendudukkan diri, dengan Grace di pangkuannya. Grace tentu saja makin membulatkan mata terkejut."Kak, nanti ada yang liat," cicit Grace ingin menurunkan dirinya.Marvel menahan, mengecup singkat pipi tembem Grace, "nggak akan ada," ucapnya tenang. Melanjutkan kembali pekerjaannya yangsempat tertunda."Ih, nanti ada yang masuk. Turunin ..." rengek Grace, Marvel hanyaabai, membuat Grace mencebik.Jika sudah berkeinginan, maka tida
"Nggak tuh! Kalau nggak mau jawab ya udah!" lesal Grace, duduknya tak lagi menghadap Marvel. Dengan dongkol Grace menghitungi jumlah motor yang mereka lewati dari balik jendela. Marvel terkekeh, "nggak usah merajuk gitu," godanya dengan tangan sudah mengelus rambut Grace.Namun kepala itu dengan cepat menghindar. Karena Grace yang terus diam tanpa kau memandangnya, akhirnya Marvel menyerah menjahili Grace."Dia suka sama saya, dan nggak terima kalau saya sudah beristri," jelas Marvel akhirnya.Grace yang mendengar makin masam saja wajahnya."Kenapa nggak terima?" tanya Grace berupa gumaman, namun pendengaran tajam Marvel mampu mendengarnya."Karena istri saya lebih cantik, lebih baik, dan lebih segalanya dibanding dia."Wajah Grace langsung memanas mendengarnya, pipinya memerah hingga ke leher dan telinga."Apa sih Kak? Gombal terus dari pagi tadi perasaan." Grace pura-pura acuh, ia memalingkan wajah menghadap jendela tak ingin ketahuan tengah sala
"Kak." Suara Grace teredam karena wajahnya dibenamkan Marvel pada dada bidang suaminya tersebut.Marvel tak menyahut, ia malah membawa Grace masuk begitu saja ke dalam rumah dengan posisi kepala Grace masih terbenam di dadaMarvel. Jadinya ya begitu, jalan mereka terlihat aneh, terutama Grace."Woy! Marvel laknat! Gue mau peluk Adek gue!" teriak Bryan, laki-laki yang kini melangkah mengejar Marvel dengan jengkel."Lo tuh ya, ganggu ... mulu momen gue sama Grace dari jaman seuprit sampai segede ini," keluh Bryan sambil mencoba meraih Grace, namun Marvel lebih sigap menyembunyikannya.Marvel tak membalas, tak ingin peduli dan lebih memilih menuju asal suara ramai berasal, dan itu dapur."Kak, pengep ini," keluh Grace sebal, yang akhirnya membuat Marvel membebaskannya juga tapi dengan tangan beralih merangkulnya.Bryan hanya bisa mencibir dari belakang, melihat sifat posesif Marvel yang sudah ada sejak zaman masih menjadi zigot. Namun setiap kali meng
Dengan bantuan satpam untuk membuka pintu, Marvel membawa Grace masuk dan menaiki anak tangga, cukup menguras tenaga, karena istri kecilnya ini tambah berisi sejak menjadi istrinya. Tidak papa, Marvel malah senang, itu artinya Grace bahagia dan sejahtera hidup dengannya. Dan jujur, Marvel sering kali merasa gemas hingga ingin menggigit pipi gembul istrinya yang makin menggemaskan setiap harinya. Baiklah, sadarkan Marvel karena ia hampir khilaf menggigit pipi Grace yang menggemoykan. Baru saja Marvel berhasil menaruh Grace di atas kasur, dering ponselnya membuatnya urung untuk menyelimuti Grace. Dari Jeol, dahi Marvel sempat berkerut begitu membaca nama orang yang menelponnya. Segera saja ia angkat."Ha-"Jeol sudah menyahut duluan sebelum Marvel sempat menyelesaikan sapaannya. Tangan Marvel terkepal, dan rahangnya langsung mengeras mendengar kalimat per kalimat yang Jeol sampaikan. Langsung saja, sambungan telepon dia tutup dan memasukkannya ke dalam saku celana dengan ter
"Ke kantor Kakak ya Pak," ucap Grace setelah mendudukkan diri di kursi belakang"Baik, Non."Mobil mulai melaju menuju kantor Marvel. Dan Grace tak henti-hentinya cemas sedari tadi. Setibanya di sana, Grace bisa melihat para karyawan yang tengah sibuk-sibuknya, beberapa yang melihatnya menyapanya, dan Grace hanya membalas dengan senyum kecilnya. Langkah cepatnya membawanya lekas ke ruangan Marvel, di depan pintu yang kokoh itu Nara menarik nafas dalam. Di ketuknya tiga kali barulah ia masuk."Sayang?" heran Marvel melihat keberadaan istrinya di kantornya.Tak hanya Marvel yang memandang heran, tapi juga Bryan, Jhunmar-Ayahnya, dan juga Ayahnya Marvel."Kamu kok di sini? Kuliahnya udah selesai?" tanya Marvel sambil berjalan menghampiri Grace.Melihat Grace yang berada di hadapannya dengan tampilan yang tidak rapi, serta kantung mata yang bersarang di bawah matanya, langsung saja Grace menubruk tubuh atletis Marvel."Aku khawatir sama Kakak," bisik G
Grace tersenyum kagum begitu melihat dekorasi restoran yang kini ia dan Marvel jadikan tempat dinner. Sangat indah, apalagi dengannuansa malam dan bintang yang bertaburan. Belum lagi sebaran kelopak mawar dan lilin yang mengiringi setiap langkahnya menuju meja makan. Grace terkesima, semuanya terlihat begitu indah dan sangat cocok dengan gaunnya yang berwarna merah. Apalagi yang menjadi pasangan dinner-nya begitu tampan, Grace benar-benar dimanjakan dengan semua keindahan ini. Entah berapa uang yang Marvel habiskan untuk semua ini, yang jelas satu restoran bintang lima ini sudah Marvel reservasi khusus untuknya dan Grace dinner."Silahkan duduk, My Wife," ucap Marvel sambil menarikkan kursi untuk Grace duduki Grace tersenyum manis, ia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Marvel.Meja yang menjadi pembatas mereka begitu elegan, hidung Grace begitu di manjakan saat mencium aroma lilin yang menguap. Tak lama kemudian, para pelayan datang membawakan berbagai ma
Usai mencium Grace dengan mesranya tanpa perduli akan kehadiran sepasang manusia yang sedari tadi menghibur mereka, Marvel kembali berulah dengan menempelkan keningnya pada kening Grace. Embusan napas mereka saling menerpa wajah masing-masing, Marvel suka saat-saat seperti ini. Mata yang tadi terpejam, kini ia buka dan pusatkan hanya pada Grace. Marvel mata dengan warna sama itu saling menatap dalam, " Ti voglio bene," bisik Marvel dengan suara rendahnya.Grace dibuat mengerjap, kalimat yang sama kembali Marvel bisikkan, setiap hari Grace selalu bertanya-tanya artinya apa. Marvel tak pernah lupa mengucapkan kalimat itu untuknya setiap hari, dan sampai hari ini Grace masih belum tau artinya apa."Artinya?" tanya Grace.Marvel tersenyum kecil, Grace kira ia akan kembali tidak mendapatkan jawaban, tapi nyatanya pemikirannya salah, karena setelahnya, Marvel kembali berbisik yang membuatnya membelalakkan mata dengan jantung berdisko ria, "saya cinta kamu."***