Share

Selalu salah.

"Makanlah dulu, kau pasti lapar."

Angel bukan tidak memahami maksud dari sikap itu, jelas di sana adalah sosok yang pengertian dalam situasi tertentu, misalnya untuk sekarang ini.

Jika Bagas ingin mengabaikan topik yang di sampaikannya, maka dengan senang hati ia akan mengikuti alur.

"Baiklah, sebenarnya aku juga sudah lapar." Jawab Angel mengimbangi saran Bagas.

Wanita itu melangkah perlahan menuju pintu ruang, dan menarik gagang kunci. "Cekleeek."

Akan tetapi, gerakan tangan tersebut berhenti, Angel menoleh sejenak kearah sosok di atas ranjang, dan berkata. "Benar tidak apa-apa di tinggal sebentar." Sambungnya lagi.

Mendengar perkataan itu, hati Bagas menghangat secara signifikan.

Bibirnya yang semula hanya mencetak senyum kecil, kini semakin melengkung lebar serta indah. "Sebenarnya aku takut mati karena kangen, tapi demi kepuasan istri tercinta aku rela menunggu...hehe."

Bagas ingin sedikit bercanda dengan Angel seperti dulu. Hanya sekedar ingin membangkitkan kenangan serta memor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status