Share

Bab 24B

"Emily sekalian konsultasi sama psikiater ya, Nak. Mama kangen suara tawa Emi."

Di mobil, Mama membiarkan Bang Arga menyetir sendiri di depan karena Mama tak mau meninggalkanku. Di Sepanjang jalan Mama tak henti menggenggam tanganku. Setelah satu jam perjalanan, kami akhirnya tiba di rumah sakit jiwa Kurungan nyawa.

Setelah memperkenalkan diri dan mengatakan tujuan kami datang kesini, petugas membawa kami menyusuri sebuah lorong panjang yang di kanan kiri nya ada pintu berderet-deret. Samar kudengar suara tangis, kadang tawa, bahkan nyanyian tak jelas dari sana. Aku bergidik.

Di depan pintu sebuah kamar, petugas itu berhenti dan mengeluarkan serenceng kunci yang nampak berat. Dadaku berdebar kencang ketika pintu itu perlahan mengayun ke dalam, dan sosok seseorang yang amat kukenal menoleh. Matanya terbelalak menatap kami. Dan detik berikutnya, dia langsung lari menghambur ke dalam pelukan Bang Arga.

"Bang Arga! Huhuhu…"

Dia menangis tersedu-sedu. Bang Arga bergeming, memeluk saja tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status