Share

Bab 32B

Setidaknya kali ini, dia mengakui Winda sebagai putrinya, meski ujung kalimatnya cukup menyakitkan.

Bang Arga tak meladeni perkataan ibu Winda. Aku bahkan berusaha perpura-pura tak mendengar saja.

"Tolong, Tante. Biarkan saya bertemu Winda."

Bang Arga nyaris memohon.

"Apa kau mencintai putriku?"

Bang Arga mengangguk tanpa ragu.

"Saya akan menikahinya. Tolong izinkan."

Sesaat, kulihat selarik senyum dari bibir itu. Sebuah senyum kemenangan. Aku masih diam, menanti apa yang akan dikatakan Ibunya Winda.

"Kau lelaki gentleman. Kau mau menikahi putriku yang sakit jiwa itu? Sungguhan?"

Bang Arga mengangguk.

"Tapi izinkan saya bertemu Winda dulu."

Wanita itu melambaikan ujung telunjuknya.

"Tidak bisa. Saat ini Winda sedang terapi oleh psikolog handal. Kemungkinan dia sembuh sangat besar."

"Benarkah?" Tanya Bang Arga dengan antusias. "Oh, ternyata Tante Ibu yang baik. Tadinya saya pikir Winda sudah dibuang oleh keluarganya."

Sang Mama mengangguk-anggukkan kepala. Mengamati Bang Arga dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status