Share

BAB 18 B

PAPA MUDA 18 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Di tempat lain, pria yang diingatkan kembali akan masa lalu tengah merebahkan dirinya di sofa. Sofa yang warnanya hampir pudar karena termakan usia. Bayangan dua wanita dengan cara pandang hampir sama benar-benar membuat akalnya menggila. Namun, sedetik kemudian tawa terdengar jelas mengudara. Tawa yang seolah mengejek nasibnya sendiri.

"Kenapa Dyra harus punya mimpi yang sama dengan Arista? Untuk apa bermimpi jika akhirnya harus banyak yang dikorbankan? Baik itu tenaga dan biaya, juga asa dalam cinta, bahkan keluarga," batinnya seakan kian menjerit menolak mendapati kenyataan yang ada.

Alsaki meremas kuat rambut pendeknya untuk menyamarkan rasa sakit di kepala. Akan tetapi, semakin bertambah berdenyut. Kesakitan lalu seakan saling tumpuk menjadi satu kesatuan yang berujung saling mengetahui sedalam mana luka dan sejauh apa rasa yang bersemayam.

"Apa yang harus kulakukan jika Dyra memilih pergi untuk mengejar mimpi? Haruskah hati berser
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status