Share

BAB 19 B

PAPA MUDA 19 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Alsaki seketika menggeleng, menolak penuturan wanita di depannya. "Kamu nggak perlu melakukan itu. Aku hanya trauma dengan sikapnya yang pergi untuk mengejar mimpi menjadi penulis. Aku lupa bahwa setiap orang mungkin punya cara berbeda dalam menggapai mimpi. Ya udah, aku mau ke depan dulu. Kalau kamu mau pulang, hati-hati di jalan," jawabnya lalu melangkah begitu saja sembari merekahkan senyum tipis di kedua sudut bibirnya.

Ada perasaan lega bisa mengatakan apa yang selama ini bersarang dalam dada layaknya bongkahan batu. Mungkin benar untuk mengobati luka dan kecewa bernama trauma hanya dengan satu cara, yakni menghadapinya. Alsaki baru menyadari hal itu sekarang. Kurang lebih lima tahun ia sengaja menenggelamkan diri dalam bayang masa lalu penuh cahaya kelam. Bahkan langkah terasa jauh lebih ringan dari sebelumnya.

"Mungkin yang dikatakan Ibu benar adanya. Kenapa harus selama ini untuk bisa berani menghadapi rasa sakit yang terus mengger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status