PAPA MUDA 40 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang dulu pernah merajai hati dan dunia bersama orang lain akan selalu meninggalkan jejak ketidakrelaan. Bukannya tidak ingin melepaskan apalagi melupakan, tetapi hati masih inginkan memperbaiki hubungan yang dulu menyisakan satu penyesalan. Akan tetapi, terkadang sesal itu selalu menampar di akhir cerita. Meski tidak meninggalkan rasa sakit, tetapi cukup membuat dada terhimpit hingga untuk mengambil napas saja terlalu sulit. Begitu juga yang Arista rasakan sekarang. Mendatangi dan merendah untuk satu alasan bisa kembali bersama adalah satu keputusan besar dalam hidupnya. Bahkan ia rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk bertemu kembali dengan harapan bisa memperbaiki hubungan yang pernah retak dan hancur. Meskipun Arista sadar hal itu mungkin mustahil untuk disatukan utuh seperti semula. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan mata. Bibir seakan kelu untuk memanggil nama sang pria, tetapi panasnya dada
PAPA MUDA 40 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelupakan tujuan awal kedatangan sejenak, Arista memilih mengejar kepergian Alsaki yang mulai menjauh. Namun, sebelum melangkah ia tidak lupa menjejali wanita di sebelah dengan kata-kata yang menjatuhkan nyali untuk tetap berjalan hadapi rintangan. "Apa kamu tidak cukup pintar untuk menerka maksud ucapanku kemarin? Aku udah bilang di antara kami ada Gala yang akan selalu menjadi alasan untuk bertemu. Sekalipun sikap Alsaki seperti barusan, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan dia kembali. Aku yakin kamu paham, Ra ...," ucapnya seolah terdengar seperti peringatan kecil. Dyra yang mendapat kepastian tentang hati seorang Alsaki Mahendra semalam tidak lagi merasa ciut. Mungkin benar jika cinta itu memang sudah sewajarnya untuk diperjuangkan. Masalah akan berakhir seperti apa biarlah menjadi satu rahasia Sang Pemilik Hati. "Terserah Mbak Arista mau ngomong seperti itu. Aku pun tidak pernah berharap banyak dari hubungan ini akan mau seperti
PAPA MUDA 41 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPencapaian diri di puncak kesuksesan terkadang ada masa diterpa badai yang meluluhlantakkan segalanya dalam sekejap mata. Entah itu sebagai peringatan atau cobaan pastinya meninggalkan pembelajaran. Pastinya tentang kehidupan yang memberikan banyak warna dan rasa. Semua itu akan terpatri dalam ingatan hingga masanya mendekati kematian. Akan tetapi, tidak ada ujian yang datang tanpa alasan. Semua itu telah menjadi satu ketetapan yang memang harus dilakoni. Begitu juga orang yang akan menjadi alasan untuk ujian seorang Adila Arista. Sosok pria yang tidak sengaja datang sebagai pembeli di Gala Cell merekam kejadian Arista berbincang dengan wanita. Tanpa pernah tahu, pria itu adalah seorang pembaca setia setiap karya seorang Adila Arista. Bukan hanya sekadar pembaca setia, tetapi ada rasa kagum berubah cinta saat menikmati alur demi alur sebuah rangkaian cerita. Namun, sayang hanya perasaan sepihak saja dan meninggalkan goresan luka."Video ini
PAPA MUDA 41 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang kerap diperlakukan seperti anak kecil menatap wanita di depannya beberapa detik. Mungkin memang ini satu teguran untuk lebih memperhatikan kesehatan dibandingkan pekerjaan. Bukankah tidak ada yang lebih berharga dari apa pun selain nyawa? Ya, meskipun semua yang ada di bumi akan kembali pada pemilik-Nya, tetapi bertahan sebisa mungkin untuk orang-orang terkasih adalah satu keharusan. Alsaki mendekat, memeluk wanita yang selama ini selalu ada untuknya. "Makasih, Bu untuk semuanya. Maaf jika selama ini aku menjadi anak bandel. Kali ini aku akan nurut sama Ibu. Mungkin aku memang butuh istirahat beberapa hari. Ya udah, aku ke kamar. Soal Gala kemungkinan akan dijemput Arista. Tadi dia datang ke konter. Ibu di rumah aja nungguin," ujarnya lalu melangkah menuju kamar. Sang ibu menatap haru punggung itu menjauh dari pandang. Dalam hati ada banyak pertanyaan yang ingin ia berikan pada Alsaki—anaknya. Entah kenapa firasatnya mengatakan ka
PAPA MUDA 41 COleh: Kenong Auliya ZhafiraTiga puluh menit Dyra menghabiskan waktu untuk membaca. Setelahnya ia tergiur untuk membuat puisi. Entah kenapa tiba-tiba ingin menggoreskan sedikit perasaan hatinya melalui aksara. Bukan dalam bentuk cerita atau novel tetapi puisi sederhana yang mewakili isi hati. Tentang cerita, ia sudah lebih baik memahami tanda baca. Persis seperti memahami hati seorang Alsaki Mahendra. Keadaan sekitar bahkan terlupa karena asyik dengan dunianya sendiri. Hingga tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat, tetapi wanita yang tengah menikmati masa bebas itu masih acuh pada keadaan sekitar. Bahkan suara Cantika yang terdengar cempreng pun tidak menarik perhatiannya kali ini. Perlahan jemari lentiknya menari di layar ponsel. Membentuk rangkaian kata yang memiliki makna. Senyum terukir indah layaknya bulan sabit ketika menuangkan segala isi lewat puisi. 'CINTAPadamu aku tertunduk tak berdayaTepiskan cemburu, samarkan curigaAku kalah, bersimpuh lewat asaTanpam
PAPA MUDA 42 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKebiasaan yang mendadak berubah atau berganti akan dengan mudah mempengaruhi suasana hati. Keadaan ramai bisa berganti sepi apabila ada yang hilang atau tidak ada. Semangat membara seketika melemah tidak berdaya. Seperti itulah yang Dyra rasakan ketika mendengar sang pria memilih menepi dari segala rutinitas. Akan tetapi, itu jauh lebih baik daripada harus melihatnya kesakitan seperti kemarin. Mungkin memang dirinyalah yang harus mengalah dengan menahan segala rasa. Tidak mau lagi bersikap egois yang nantinya berakhir penyesalan. "Aku harus bisa tanpanya sesaat. Bukankah itu tidak lama? Ayolah, hati ... kamu pasti bisa menahan rindu yang siap menyiksa batinmu. Aku percaya kamu bisa dan kuat," ujarnya menguatkan hati sendiri. Padahal baru awal saja rasanya sudah tidak karuan. Puluhan kekhawatiran tanpa permisi menyusup pikiran. Apalagi tadi pagi melihat Mbak Arista mengantar Gala. Otomatis keduanya bertemu di rumah sang pria. Dyra menggele
PAPA MUDA 42 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAdrian mengerutkan dahi mendengar pertanyaan teman yang telah dianggap saudara. Niat hati ingin menyimpannya sendiri, tetapi melihat sorot mata khawatir dari Malik membuatnya sadar ada kepedulian begitu besar di antara sesama bagian Gala Cell. Akan tetapi, tidak ada salahnya memberi tahu. Siapa tahu bisa menjadi perisai jika nanti terjadi sesuatu di kemudian hari. "Tapi kamu janji jangan bilang dulu ke Mas Al? Soalnya ini bisa memancing amarahnya. Ngerti?" tanyanya sembari meminta persetujuan sebelum membagi apa yang terjadi. Adrian menoleh kanan kiri sebentar, lalu mendekat dengan jarak dua jengkal."Kamu tahu Adila Arista? Sepertinya nama ini hanya dibalik aja. Apa itu orang yang sama dengan Arista, masa lalunya Mas Al? Sepertinya Adila Arista punya nama besar dalam dunia maya," tanya Adrian lagi dilengkapi beberapa penjelasan. Meski kepalanya berpikir orang yang sama, tetapi tetap masih ada keraguan. Takut salah menyebut nama dari kesamaa
PAPA MUDA 42 COleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang baru meletakkan botol minum di etalase melirik dua pria di depannya bergantian. Sebagai penikmat cerita online di dunia biru dan membawanya jauh bersama mimpi pastilah tahu siapa Adila Arista. Apalagi sekarang tahu kalau Adila juga pesaing hati di mata Alsaki Mahendra. Ada keanehan kenapa Adrian dan Malik bertanya tentang mantan istri pemilik konter. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan. "Kamu tahu enggak, Ra?" Adrian mengulang lagi pertanyaan yang sama. Ia masih harus mencari kebenaran dari kejadian kemarin untuk mematahkan semua asumsi."Emang kenapa sama Adila Arista? Ya, aku tahu. Karena aku sering baca cerita dia di salah satu grup menulis. Ada yang ingin kamu sampaikan kah?" "Apa dia orang yang sama dengan masa lalu Mas Al?" Adrian bertanya dengan wajah tenang tapi serius. Malik sendiri menunggu jawaban wanita di depannya dengan hati berdebar. Takut apa yang dikhawatirkan benar adanya. Sedangkan Dyra semakin tidak me