Share

Telanjur Sayang

Amel kembali bangun di pagi buta. Ia sholat dulu baru mengemas dirinya. Wanita itu menahan batuk yang semakin menjadi, sudah tiga hari sejak kenyataan pahit terkuak rasa-rasanya fisik wanita itu semakin tak kuat, padahal ia belumlah berusia setengah abad. Ia tahan batuk semampunya, lalu mengambil kunci motor. Ia akan ke pasar untuk mulai lagi menjual nasi di warung sederhananya.

“Mama mau ke mana?” tanya Mila yang baru bangun.

“Ke pasar, mau jualan lagi hari ini. Kamu urus Fathan, ya, nanti pas Mama pulang dari pasar bisa antar dia sekolah,” jawab Amel.

“Nggak, nggak boleh. Jangan jualan lagi, Ma. Biar Mila aja yang cari kerja baru di luar nanti.” Gadis itu menahan tangan mamanya. Ia sudah telanjur senang melihat mamanya hanya mengurus rumah saja dan tak perlu bersusah payah jualan.

“Nggak usah, ah. Mama masih kuat, kok, lagian bosan juga bengong di rumah nggak ada kerjaan. Mama pergi dulu, ya.” Amel meraih kunci yang tergantung di paku. Mila ingin ikut, tapi ia harus mengurus adi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status