Share

Nasehat

Mila memutar mi di dalam mangkuk bakso, lalu masukkan dalam mulutnya sampai penuh. Satria sampai takjub melihat nafsu makan gadis yang sedang emosi itu. Kurang pedas, Mila tambahkan cabai satu sendok, kurang, ia ingin tambahkan lagi tetapi mangkuk cabai itu diambil alih oleh Satria.

“Nanti sakit perut, Tuan Putri. Jangan terlalu diikutin kalau lagi marah,” ucap pria di depan Mila, ia kemudian menyodorkan segelas air putih hangat ketika gadis tersebut mulai kepedasan.

“Biar keluar semua keringat dan semua amarah, juga semua kenangan. Mila nggak mau hidup ada beban atau air mata atau hutang ini itu sama orang lain,” jawab Mila sambil memakan satu buah bakso langsung ke dalam mulutnya. Satria hanya tersenyum saja, justru tuan putri terlihat lucu ketika makan seperti orang kesurupan, bahkan masih tambah satu mangkuk lagi. Tak lupa pula ia membungkus untuk mama dan adiknya.

“Pelan-pelan, Tuan Putri.” Satria menyodorkan tisu. Nyaris saja ia yang membersihkan noda kuah di tepi bibir Mila,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status