Share

Kenyataan Pahit

“Mila, Nak, kita pulang sekarang, ya. Ini bukan rumah kamu.” Amel meraih foto di tangan putrinya. Ia letakkan di meja lalu menggamit tangan anak gadisnya untuk pulang.

“Jangan kamu bawa cucu saya pergi, Amel. Biarkan dia tinggal di sini.” Bu Inah berdiri, tapi ia tak kuat menahan gemuruh di dadanya hingga wanita tua itu terduduk lagi di kursi. Mila yang telah hampir tiga bulan merawat Oma, tak tega dan membantu omanya untuk duduk baik-baik. Amel hanya membiarkan saja.

“Gitu, donk, terang benderang semua tanpa rahasia lagi,” ucap Sinta tanpa ada beban.

“Puas kamu?” tanya Dika pada istrinya.

“Jelas. Udah, ah, aku mau shopping dulu.” Tanpa rasa bersalah sama sekali wanita angkuh itu pergi.

“Mila, udah, Sayang. Kita pulang, Mama jelaskan di rumah nanti semuanya.”

“Amel, tolong, kasih waktu anak kita sama Mama sebentar. Mama sudah terbiasa sama Mila.” Dika memohon.

“Anak kita?” Ulang Amel juga Mila bersamaan.

Gadis itu semakin bergetar tangannya. Ia mengambil kursi roda lalu memind
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status