Share

Part 29

Untung rumah kami berada di tengah-tengah pekarangan yang luas, berjarak beberapa meter dari rumah warga lain. Jika tidak, harga diriku jelas hancur. Seorang kepala desa yang biasa disegani dan dihormati harus terhina dipukul ibu seperti anak kecil.

“Kalau kamu tidak segera melakukan ritual malam pertama dengan Isna, aku akan menyuruh anak buahmu mencoret bantuan keluarga miskin yang diberikan pada keluarga Marini!”

Ibu benar-benar tidak punya etika. Hal semacam itu diucapkannya.

Namun, aku bersyukur karena akhirnya, pukulan di pantatku berhenti. Kini, kusandarkan tubuh di tepi ranjang dan meluruskan kaki yang terasa pegal. Meratapi nasibku yang malang. Di hadapan masyarakat aku disegani, tapi di depan ibuku sendiri ….

“Pulang cepat! Minta maaf sama Isna dan segera laksanakan kewajiban kamu sebagai suami!” Aku melonjak kaget, saat ibu kembali datang dan berujar keras.

“Aku istrirahat dulu, Bu. Ini sakit semua,”

“Seharusnya tadi Isna jangan pulang dulu. Seharusnya dia yang melakukan ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
biar restu menuai sendiri apa yang telah ditanamnya, lihat saja
goodnovel comment avatar
Aini Sumbawa
biar janda yg penting msh ting ting ...pertahankan harga diri.
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
Jgn mau dsentu restu y Isna.... buang suami lucnut it
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status