Share

Part 43

Suatu hari, aku akan menemui Marwah. Aku akan memastikan, apakah hatinya telah berpaling dari aku, atau tidak. Namun, rasanya aku akan malu bila meminta alamat pondok pesantrennya pada Bu Marini. Satu-satunya cara adalah dengan aku tetap di sini, dan berharap Bu Marini sendiri yang akan datang meminta bantuanku.

Aku harus pulang dan membujuk Isna agar mau pindah. Gegas, kurapikan semua berkas yang sedari pagi hanya kugelar saja tanpa disentuh. Melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul hampir dua belas siang membuatku berharap Isna sudah ada di rumahnya.

Di perjalanan, hatiku terus menimbang-nimbang, apakah aku akan menjenguk Marwah atau tidak. Jika iya, apa alasanku? Atau, aku akan mengajak serta ibu serta adiknya? Dadaku berdebar tidak karuan. Rasa rindu, cemas dan dorongan keinginan untuk ke sana berbaur menjadi satu. Bidadariku sakit ternyata. Tanpa dia tahu, aku pun merasakan sakit luar biasa dalam hati ini. Bedanya, aku bisa bertahan sehingga fisikku masih kuat. Ah, lupa.
Nay Azzikra

Hai! Aku butuh asupan komentar dari reader tersayang dong .... supaya aku semangat dalam mengetik.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
restu pede amat, dirimu yg salah dirimu yang marah, introspeksi dirilah , jangan sombong jadi suami,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status