Share

Cari Perkara

Semua mata kini beralih pada Riana. Gundik Mas Ilham itu terlihat kesakitan dan luruh ke lantai. Wajahnya meringis dengan tangan memegangi dada sebelah kanan. Mungkinkah itu karena kankernya? Atau hanya akting saja?

"Riana!" seru Mas Ilham sigap menopang tubuh yang sedikit lagi terbaring di lantai.

"Kamu kuat, Ri. Kamu kuat, Sayang!" ucap Mas Ilham.

Mendengar panggilan sayang Mas Ilham untuk Riana membuat dadaku kembali berdenyut nyeri. Aku benar-benar telah mati di hatinya. Lelaki yang dulu cintanya utuh untukku kini bagaikan layang-layang putus.

Sejurus kemudian lelaki itu membopong tubuh gundik yang dicintainya. Ragu Mas Ilham menatap Vano tetapi tanpa berpikir lagi dia segera mengajak anak itu mengikutinya.

"Ayo, Van! Cepat!" seru Mas Ilham panik.

Aku, Delia dan Hilda masih mematung menatap kepanikan Mas Ilham. Tubuhku seolah membeku, tak ada niatan untuk membantu.

Setelah memasukan Riana ke dalam mobil Mas Ilham kembali mengambil dua kopernya. Tanpa sepatah katapun dia meninggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
mau mati aja masih menyusahkan dan itu si Jum udah tua malah gak nasehati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status