Share

Malaikat Maut

Malam terasa begitu panjang. Berkali kuhubungi nomor Mas Yudis. Hasilnya masih sama. Tidak aktif. Kemana suamiku? Sedang apa dia? Kenapa sampai selarut ini belum pulang dan ponselnya tidak aktif? Pikiranku sudah seperti benang kusut oleh berbagai tanya yang begitu menyiksa.

Ingin kuhubungi anak buahnya tapi aku sungkan karena ini sudah sangat larut. Bayangan buruk tentang Mas Yudis dan Pevita terus bermain-main di kepala. Rasanya kepalaku mau pecah memikirkannya. Baru tadi siang Mas Yudis meyakinkanku. Malam ini kembali membuatku tak karuan.

Ingin marah semarah-marahnya. Ingin teriak sekencang-kencangnya. Melampiaskan sesak yang begitu menyiksa. Tapi semua tak mungkin. Aku hanya bisa menangis sendiri. Kesal pada diriku sendiri.

Kakiku mondar-mandir tak tentu arah. Gelisah, resah dan marah memporak porandakan pikiran.

"Ya Allah, dimana Mas Yudis?" Aku berbicara pada diri sendiri. Kuhempaskan tubuh di sofa kamar. Menatapa kaca jendela yang sengaja tak kututup gorden.

"Ya Allah, jaga sua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status