Share

Damprat

Neta duduk tanpa bicara di mobil yang dikemudikan ayahnya, bertatap muka dengan jendela dan berpura-pura terpesona pada apapun yang dilihatnya di jalanan. Ia agak puas karena sudah berhasil benar-benar menjambak rambut Ana dengan kuat, bukan jambakan palsu yang diciptakan Ana untuk membuat Neta terpojok. Meskipun kesenangan itu harus dibayar dengan ayahnya yang tiba-tiba saja muncul menjadi saksi kemudian menyeretnya pergi ditemani tatapan jijik dari setiap kepala yang ditemuinya di koridor. Jika saja ayahnya tidak datang, Neta bermaksud menjambak rambut Ana lebih kuat lagi, kalau perlu sampai rambutnya rontok semua. Toh, dilakukan atau tidak, kesalahan sudah pasti menjadi miliknya. Mahasiswa lain kadung percaya bahwa ia stres dan karena itu huruf apapun yang keluar dari mulutnya adalah pembenaran untuk tindakan sintingnya.

Di sampingnya, Profesor Gani menyetir tanpa suara. Sambil fokus ke jalanan, ia juga sekali-sekali melirik anaknya yang duduk di sampingnya sembari memalingkan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status