Share

Perasaan yang tersampaikan

“Lalu hanya itu maksud dan tujuan kalian datang kemari? Meminta maaf?!” bentakku, kesal.

“I-Iya.”

“Kalian menyedihkan! Buang-buang tenaga dan waktuku untuk datang kemari,” balasku.

Kuhina dan kucaci mereka dengan perkataan yang kasar, kulampiaskan semua kemarahanku yang tertunda semalam pada mereka.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya,” balas Pedro, ia masih menundukan kepalanya, begitu juga dengan Michelle dan Alfonso.

Kutarik kursi dorongku dan duduk tepat di depan ketiganya. Aku berada di atas angin terhadap hidup mereka, Misa akan mendengarkanku dan ancaman untuk mereka bertahan hidup semakin nyata.

Aku memiliki ide cemerlang.

“Tegakkan kepala kalian!” perintahku.

Kepala ketiganya langsung mendongak menatapku, seperti seekor kerbau yang dicucuk hidungnya. Tak hanya ketiga orang tersebut, aku memiliki seluruh kuasa atas orang yang berada di depan kantorku saat ini.

Kudorong kursi ini dan kutarik kerah kemeja Pe

Rafaiir

Di satu sisi, Revan tidak bisa mengecewakan Misa, di sisi lain, ia juga tidak bisa melupakan perasaannya pada Tiara. Apa sebenarnya yang terjadi pada Revan? Siapakah wanita terbaik yang cocok untuknya? Simak terus kelanjutannya, yah. Jangan lupa vote, comment, dan share ke temen-temen kalian, yah. Selamat membaca:)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status