Share

Sakit Kepala

“Kenapa berhenti di sini, Bid?” tanyaku sambil menetapnya dengan tajam.

Aku berusaha mengalahkan rasa takutku sendiri.

“Saya mau bicara sama Mbak Mina dari hati ke hati!” katanya.

“Eh, apa maksudnya ini, apa kamu punya masalah sama Mbak sebelumnya?”

“Bisa dibilang begitu, Mbak! Kalau memang benar Mbak ini kenal sama Ismawati, saya mau dengar gimana kisah kematiannya dulu menurut ingatan Mbak Mina?” tanyanya lagi, dengan wajah serius, tatapannya yang tajam terarah tepat ke mataku.

“Kamu kenal juga ya, sama dia?” tanyaku heran.

“Terus terang, Mbak, saya dulu pernah jadi pacarnya!”

Tiba-tiba kepalaku pusing sekali, seperti ada sesuatu yang menolak untuk kuingat tentang Ismawati, dan nama Samarcandra selalu muncul secara bersamaan di otakku. Aku memikirkan nama belakang Abid itu, memang terasa aneh dalam ingatanku, tapi aku sendiri tidak tahu apa hubungannya dengan itu.

“Oh, eh, apa? Kamu pernah jadi pacarnya? Tapi kok, aku nggak tahu?”

“Mbak Mina dulu akrab nggak sama dia?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status