Share

chapter 22

Mimpi waktu memang belum bisa Amora lakukan. Rasa bersalah pada Andy, masih terus menghantui pikiran Amora. Pria yang mengajaknya menikah namun Amora tolak, kini sudah bukan menjadi siapa-siapa lagi. Memikirkan cara bagaimana menemui Andy dan meminta maaf bahkan masih Amora pikirkan sampai detik ini.

Di ruangan ini, di sebuah kamar mewah dengan lampu yang terang. Amora harusnya bisa menepikan sesaat tentang keadaan Andy. Amora sudah menjadi seorang istri, tentunya memikirkan pria lain bukanlah ide yang baik.

“Ganti bajumu dan tidurlah,” kata Gery yang sedang melepas kemejanya.

Amora sendiri sudah membawa pakaian seadanya, itupun ayah yang menyiapkannya. Mereka berdua saling memunggungi. Amora tengah membongkar tasnya, sementara Gery kini sudah berbaring bertelanjang dada. Matanya terpejam, Amora tahu itu. Karena tak mau tenggorokannya terus menelan ludah melihat tumpukkan roti sobek itu, Amora kembali membuang muka.

Memeluk mamanya, Amora berjalan menunduk menuju kamar mandi.

“As
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status