Saat turun dari Mobil, aku disambut dengan beberapa awak media yang ingin mewawancarai diriku. Namun, hal itu di halangi oleh beberapa pria berbadan tegap yang memakai baju serba hitam. tubuhku dan orang tuaku di giring ke dalam ruang tunggu tempat para keluarga inti berkumpul.***Abian menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman manis. Ia dapat melihat kedatangan Mawar bersama dengan orang tuanya. Wanita itu terlihat begitu cantik dan manis dalam balutan gaun pesta muslim yang begitu indah. Gaun gamis brokat berwarna hitam dengan sentuhan mutiara bagian depannya menambahkan kesan glamor. Jilbab yang senada dengan warna gamisnya membuat wajah Mawar terlihat begitu cantik.Namun senyuman Abian memudar saat tangan Akbar menggenggam erat tangan Mawar. Wanita itu terlihat begitu santai dalam genggaman tangan Akbar, senyumnya terus mengembang dan hal itu membuat Abian harus kembali sadar bahwa Mawar bukanlah wanita yang seharusnya Ia Cinta. Namun, hal itu tak mudah. Hati Abian
Memilih untuk mengadakan Pesta ulang tahun pernikahan dengan tema outdoor merupakan impianku sejak dulu, saat akan menikah dengan Mas Akbar. Namun, keinginanku itu harus kandas karena orang tua Mas Akbar yang tak menyetujui rencana tersebut. Tapi kali ini, aku dapat mewujudkannya. Lagi pula, hal ini juga aku lakukan untuk melangsungkan rencana yang telah aku susun rapi. Aku sengaja meminta Mas Akbar untuk mengadakan Pesta yang berada di belakang hotel paman Hamzah. Tepatnya di sebuah kolam renang besar yang pemandangannya di kelilingi oleh bangunan-bangunan hotel yang menjulang tinggi.Biasanya juga setiap Hotel memiliki atau menyediakan area kolam renang rooftoop yang bisa digunakan sebagai berbagai acara pesta. Entah formal maupun informal.Suasananya begitu terasa romantis saat membuat konsep pesta yang berada di kolam renang. Terlebih adanya bunga-bunga yang berjejer rapi di setiap sudut, kursi para tamu yang berwarna putih membuat kesan begitu mewah. Panggung kecil yang diperunt
"Selamat sore para tamu undangan yang terhormat dan tentu saja, besanku yang tercinta. Ini adalah sebuah kebanggaan bagi saya, selaku orang tua Akbar dan juga menantu Cantik kami, Mawar. Saya bangga melihat anak-anak kami yang bisa melewati dua tahun pernikahan tanpa adanya gonjang ganjing pernikahan. Ini adalah hal baik yang patut dirayakan. Aku berdoa, semoga pernikahan mereka dijauhkan dari sesuatu yang buruk."'Sebentar lgi!' batinku sambil terus mengulas Senyuman saat para tamu satu persatu menyalami diriku dan Mas Akbar.Tepuk tangan meriah para tamu undangan terdengar begitu menyeramkan di telingaku. Sambutan hangat yang diucapkan oleh mertuaku menambah daftar panjang rasa sakitku.Mataku meneliti ruangan terbuka ini. Ada Sania, ibu mertuaku yang datang membawa Nathan. Walaupun banyak yang bertanya, Ia dengan santainya mengatakan itu adalah keponakannya. Miris sekali. Aku pikir, kedatangan mereka dulu akan mendukung diriku. Nyatanya, kini keduanya telah mendorong jauh diriku ke
"Apa kau sudah gila?" ucapku dengan tatapan merendahkan harga diri Mulan."Aku tidak gila, dan aku memang istri sah Mas Akbar!" jawab Mulan dengan berlinang air mata.Kejadian ini membuat para tamu undangan lainnya terlihat berbisik-bisik dan mulai membicarakan kejadian ini.Sandoro tak tinggal diam, pria berambut putih itu segera meninggalkan tempat duduknya dan mencoba mencari keberadaan Jimmy. Pria itu mencoba untuk memahami situasi, jika ia bersikap arogan dalam tayangan televisi yang disiarkan secara langsung, bisa hancur berantakan reputasi yang selama ini ia bangun."Jangan Mendekati Akbar, kau diam saja di sini. Aku akan mencari Jimmy," Abian menyipitkan matanya, memandang dengan seringai merendahkan Akbar saat mulai mengerti hal yang terjadi saat ini, dimana Mawar telah menancapkan taringnya pada tubuh Akbar. Wanita itu tak pernah terduga sedikitpun. "Kau pasti senang," tebak Aslan yang duduk di sampingnya. Abian hanya mengangguk mengiyakan, karena ia tak ingin suara Aslan
Sania dapat melihat dengan jelas, ada tiga wanita dan dua pria yang sedang berjalan mendekati dirinya.Beberapa orang yang duduk di belakang Sania mulai berbisik tak jelas, mencemooh dan terang-terangan akan mengambil keputusan untuk menarik sahamnya dari Sandoro Group jika terbukti benar, Akbar berselingkuh.Sania ingin sekali menyumpal mulut mereka, tapi tidak kali ini."Berikan Nathan padaku!" Mulan hendak mengambil paksa Nathan yang berada dalam dekapan Sania."Jangan kurang ajar!" jerit Sania menghindar dari Mulan. Dengan sigap, Mas Akbar meraih Ibunya ke belakang tubuhnya, berusaha melindungi."Ibu, sudah saatnya. Kau harus merestui hubungan kami, aku adalah menantumu. Ini balasan setimpal atas perlakuan kasarmu terhadapku. Kalaupun kalian tidak ingin mengakui bahwa aku adalah menantu keluarga Sandoro, tolong berikan Nathan padaku!"aku menghembuskan nafas perlahan, mencoba untuk menenangkan diriku sendiri. Mama mencoba menyemangati diriku dengan mengelus lembut lenganku."Ini bu
"Apa-apaan ini!" teriak Papa dan berusaha untuk maju ke depan mematikan layar proyektor. Namun, Mama cepat tanggap dan segera menghentikan langkah Papa.Video panas itu berlanjut sampai pada beberapa adegan yang memperlihatkan kemesraan Mas Akbar dan Mulan. Kedua manusia itu sampai berpindah tempat saat melakukan hubungan intim itu. Dan di akhir Video, ada foto-foto pernikahan Mas Akbar dan Mulan yang memakai pakaian adat dalam melakukan proses ijab qobul.Ketiga pria yang saat ini sedang menarik tubuh Mulan, ikut terkejut dengan hal yang mereka lihat. Tidak ingin melewatkan kesempatan, Mulan segera berlari ke arah Mas Akbar."Apa itu Mas?" tanyaku berusaha untuk mengeluarkan air mata, namun tak kunjung keluar. Sepertinya air mataku sudah tak Sudi keluar, sekedar untuk bersandiwara di hadapan Mas Akbar."Itu…itu hanyalah rekayasa saja, percayalah padaku!" Mas Akbar hendak meraih tanganku, namun Papa menepis tangan Mas Akbar."Kau gila Akbar, berani-beraninya kau berselingkuh di belaka
"Mas, ada aku disini, aku istrimu. Biarkan Rose pergi!" bentak Mulan sambil terus menahan tubuh Akbar agar tak dapat mengejar Mawar."Kau gila! Wanita jalang sepertimu tidak mungkin istri anakku!" teriak Sania tidak terima dengan perkataan Mulan."Aku bukan wanita jalang! Aku mantumu, aku adalah menantu keluarga Sandoro. Kalian dengar, Semuanya. Aku adalah istri sah Akbar Sandoro, kalian lihat video itu? Ya, kami melakukannya dengan sadar dan tanpa paksaan. Kami telah bercinta dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Nathan."Akbar memandang nyalang ke arah Mulan. Pria itu ingin membunuh wanita yang kini dengan sikap tak tahu diri menyebarkan informasi pada seluruh orang dalam ruangan ini. ingin rasanya Akbar mencekik leher wanita yang telah melahirkan anak untuknya."Busuk juga ternyata keluarga Sandoro…""Hebat juga, sampai punya anak…""Kalau aku jadi Mawar, sudah pasti akan menceraikan Akbar…""Dasar pelakor tidak tahu malu…""Lebih baik mati, daripada harus kembali menjalani k
Aku memilih duduk di tepi kasur spring bed berukuran king size. Sedangkan Abian memilih untuk duduk di set sofa yang terdapat dalam kamar hotel ini. Setelah ciuman yang kami lakukan beberapa saat lalu membuat suasana terasa sangat canggung satu sama lain. Begitu banyak kejadian yang terjadi hari ini dan Itu semua terjadi begitu saja dan rasanya begitu menyesakkan dada."Mawar," Abian memulai sebuah pembicaraan."Aku belum selesai dengan Mas Akbar dan Mulan, aku ingin menemui mereka berdua…"Aku dapat melihat Abian memandang ke arahku dengan tatapan dinginnya."Jadi, Video tadi belum cukup?"aku menggeleng cepat dan bangkit dari tempat dudukku. Berjalan mendekati Abian yang masih setia menatap wajahku. Tatapannya begitu mengintimidasi dan terlihat begitu waspada."Tolong berikan padaku, aku mohon Abian." Ku ulurkan tangan kananku, mencoba untuk mengambil hati Abian agar mau memberikan kunci kamar.Abian menyilangkan kaki kanannya agar bertumpu pada kaki kirinya. Ia terlihat begitu sant