Pagi itu begitu indah. Udara tercium di hidung begitu segar.Intan membuka jendela kamarnya seraya menikmati udara dan keindahan, sesekali ia bersenandung bibirnya. Namun. Tak sengaja Intan melihat segerombolan bodyguard sedang melakukan pemanasan yang di pimpin oleh Haris. Suaranya di bawah begitu nyaring saat-saat mereka berteriak atau berhitung."Kalau dilihat-lihat Haris lucu juga ya? Tapi kalau lagi kaya gini, dia begitu keren? Aduuhh...Aku mikir apa sih?"Kemudian Intan menyenderkan kepalanya di besi."Hmmp, aku rasa aku tidak salah menaikan jabatan Haris. Hum. Aku rasa dia juga akan semakin terasah kemampuannya berada di sini,"batin Intan. Dari lantai atas, Intan terus saja menatap kewibawaan Haris. Dia pasalnya merasa nyaman dan nyambung.Intan lalu tersenyum hingga giginya yang putih tampak terlihat, saat ia tersenyum, ia sangat terlihat semakin manis dan cantik setelah itu, Intan juga memejamkan mata seraya melakukan peregangan tangannya. "Sa-tu...,"Intan luruskan kedua t
"Gimana ya cara ambil ponselnya?"batin Intan.Bagaimanapun nona muda tidak bisa lama-lama di atas pohon bukan? Setelah Intan menghirup nafas dalam-dalam. Saat ini Intan seperti menatap dengan pandangan seekor kucing yang akan menangkap mangsanya, dia tidak berkedip kini dirasa ada peluang Intan segera beraksi.Ia mendekat terus sedikit demi sedikit. Begitu juga Pria bertopeng bergerak tampak waspada."Aku pasti bisa!""Aku pasti bisa!""Aku pasti bisa!"ucapnya Intan berkali-kali. Dia berkata untuk mempengaruhi alam bawah sadarnya. Karena sebenarnya, dia itu merasa takut."Aku memang tidak biasa memanjat! Sungguh hal ini di luar dugaan!""Nona muda, apa kau baik-baik saja di sana?"Terdengar suara dari bawah yang berteriak menanyakan nona muda Intan. Mendengar hal itu, Intan melirik sejenak. "Seperti dugaanku, itu adalah suara Haris,"Intan mengayunkan tangannya sebelah lalu meraih ponsel dengan susah payah.Swiingggg.....Akibat dari ayunan itu, pohon menjadi bergoyang bahkan sangat m
Seketika Haris menoleh karena mendengar teriakan nona muda.Bola mata ekor milik Haris mencuri pandang mengarah kepada Intan.Kemudian karena melihat hal tersebut, Haris segera gerak cepat ingin menolong nona muda.Tapi apalah daya?Musuh di depan Haris ternyata cukup sulit untuk di habisi. Bahkan jujur saja dia malah merasa kewalahan. Bukan hanya Haris yang berhadapan dengan musuhnya itu, bodyguard milik Intan yang lain juga beberapa mengalami kekalahan, tentu saja membuat kondisi dipihak Intan mengalami ketegangan bukan?"Bagaimana ini? Mereka sangat kuat dan bahkan terus saja memberi penyerangan padaku?"Haris berbicara di dalam hati. Dia sangat mencemaskan keselamatan nona muda. Tubuhnya seolah sudah mandi keringat.Sesekali Haris tetap mencuri pandang kearah nona muda yang tampak memaksa untuk terus bertarung. Alisnya sedikit terangkat. "Semoga nona muda bisa melewati ini semua Oh Tuhan.... Semoga Engkau lindungi dia wahai Rabb! Jaga diaa...!"Tak ada yang bisa Haris lakukan sel
Pagi itu sebenarnya udara di Turki terasa dingin. Tapi tidak dengan para bodyguard.Wajah bahkan baju diseragamnya dibasahi keringatnya bahkan darah segar. Selain itu, wajah juga lebam betapa cenat-cenut rasanya. Lagi-lagi Haris mengepalkan tangannya, dia melirik ke arah Intan lalu beralih melihat para musuh yang berada di depannya."Keajaiban, please datanglah!"Mohon Haris seraya menatap langit sejenak seolah berharap keajaiban di sela-sela putus asa yang mulai menyelimutinya.Ada rasa tidak percaya diri disisa tenaganya. Apa mungkin bisa melawan 5 orang itu? Apabila saat tenaga Haris masih banyak saja tadi mengalami kesulitan melawan. Apalagi sekarang? Bukan hanya tenaga yang terkuras tapi luka-luka di tubuhnya itu juga membuat dia kesulitan bertarung atau menghambatnya."Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang?""Astaga, aku terlupakan!"Tes!Tes!Tes!"Tolong kirim orang yang banyak, sekarang dalam darurate!"Haris mengirim pesan ke bascame.Karena sadar Haris sedang meminta ba
Franz mengerutkan keningnya."Kalian memang bodoh! Kenapa malah Intan dibawa orang lain? Aku tidak mau tahu cepat selidiki, siapa yang menolong Intan dan kemana dia di bawa?"Franz berbicara sangat emosi. Hingga ngegas dan melotot.Tujuan Franz mengirim anak buahnya untuk menculik Intan. Nah, tapi kenapa malah Intannya dibawa pergi orang?Sebuah mobil hitam BMW yang tak kalah mewah membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.Seseorang menghubungi kakek Ardidingrat setelahnya.Di bangku kebesaran di ruangan kantornya, lelaki tua itu tampak mengangkat ponselnya yang berdering di atas meja kaca.Kemudian, pria yang tak lain adalah Glenn kekasih Angela jugaa pria yang pernah jatuh cinta dengan Intan memberi tahu kabar tersebut kepada kakeknya dengan gugup, tangannya tampak bergetar karena cemas.Pada saat ini, kakek Ardidiningrat berada di Pakistan. Memang Intan sengaja membelikan tiket untuk kakek bisa lebih aman dan tidak setres.Sebenarnya Intan sendiri juga memiliki felling sedang dalam
Mendengar para pria bertopeng tertawa justru Kyai membalas tersenyum. Namun giginya tidak kelihatan.Kemudian beliau berkata," Saya memang memakai sarung dan tidak pandai bertarung seperti kalian. Tapi apa kalian merasa senang sudah bertarung dengan memakai ilmu hitam, maksud saya ilmu kebal? Sementara yang lain tidak? Apa kalian tidak kasihan?....."Lantas, mendengar ucapan Kyai justru mereka memotong dan tampak emosi, mereka tidak terima!"Ngga usah banyak bacot deh Anda!"serunya salah satu pria bertopeng. Kemudian, pria itu maju dan menantang Kyai.Melihat hal itu, pemuda yang merupakan murid Kyai Hasanuddin tampak tidak terima."Jaga bicaramu!" Pemuda tadi berkata seraya menunjuk-nunjuk dan terpancing emosi, itu semua dapat terlihat dari nada bicaranya yang tinggi dan tatapannya yang tajam.Siapa sih yang akan membiarkan gurunya diperlakukan seperti itu? Sudah tidak sopan! Teriak-teriak! Malah mau mukul? Apalagi mereka pakai ilmu kebal!Siapapun pasti juga geram bukan?Akibat ked
Saat itu, Kyai menganggukan kepala seolah sudah faham. Tatapannya menatap kepada leluhur tanpa beralih dan berkedip.Kemudian leluhur itupun berkata kembali."Intan adalah satu-satunya manusia yang mendapat anugerah. Karena hanya dia yang bisa menghentikan kejahatan dunia gelap yang dilakukan oleh manusia. Dialah mereka yang bersekutu dengan iblis menjadikan manusia yang tidak berdosa harus terpenjara di alam gaib. Jika Intan tidak menghentikannya, makhluk gaib bisa menguasai manusia dan dunia akan hancur,""Aku?"Di sana, Intan yang mendengar penuturan leluhur itu merasa bingung, alisnya hingga tampak terangkat naik ke atas. Dia menunjuk dengan jarinya kearahnya, seolah dia masih tidak percaya. Bahkan tatapannya saja masih kosong? Kemudian dia menggelengkan kepala seraya berkata,""Bagaimana cara aku bisa menolong mereka? Siapa orang yang bisa aku tolong?"Leluhur itu menjawab dengan lantang dan bijaksana. Dia juga tampak berwibawa. Tatapannya tanpa sedikitpun ragu."Kamu nanti akan
Namun hati yang masih berduka itu kini harus diperlihatkan kembali."Apa kamu masih sanggup melihat yang lainnya?""Melihat yang lainnya? Siapa lagi?" batin Intan tak karuan.Kemudian, leluhur yang memakai sorban dan pakaian serba putih itu kembali memperlihatkan seorang wanita di sana.Intan sungguh miris melihat keadaan wanita itu. Dan benar, di sanalah tampak seorang wanita yang Intan kenal."Angela...!"Intan berteriak namun suaranya sudah habis. Dia begitu malang. Angela yang dikira koma ternyata malah di siksa di alam gaib lainnya? Ini sungguh keterlaluan!Intan yang sakit hati harus berhubungan badan dengan manusia yang sangat dibencinya merasa tidak rela. Namun ini malah lebih memilukan....?"Angela dijadikan budak nafsu para setan!" Hati Intan sungguh lara. Air matapun sudah tidak bisa keluar lagi. Ia hanya menggelengkan kepala dengan rasa lara yang dalam. Namun, Intanpun tiba-tiba pandangannya menjadi kabur kemudian menjadi gelap, tubuhnyapun sudah tidak mampu menopang di