Share

Bab 521

Sambil berbicara, Jeje mengulurkan tangannya untuk menyeka air mata Yoga. Yoga merasa agak malu, sehingga dia juga menyeka air matanya sendiri. "Nggak apa-apa, tadi aku melihat hal yang nggak seharusnya kulihat."

Jeje bertanya, "Oh ya? Benda apa yang nggak seharusnya dilihat? Kakak senior lainnya sedang mandi, ganti baju, atau masalah privasi kakak senior lainnya?"

Yoga kehabisan kata-kata. Dia menjentikkan jarinya ke dahi Jeje. "Dasar, apa saja yang dipikirkan otakmu ini!"

Jeje langsung kesal hingga berlinang air mata, "Sakit tahu! Pelan sedikit dong!"

"Hahaha!" Yoga tertawa terbahak-bahak. Adik juniornya ini masih saja sama seperti dulu, dia masih takut sakit dan mudah menangis.

Yoga berkata, "Dik, bukannya kamu diculik pengkhianat Pulau Neraka, Arnos, lalu dikurung di Aula Digdaya? Kamu melarikan diri?"

Jeje menjawab, "Orang itu mau menculikku? Mimpi! Sudah lama aku ingin menyelinap keluar untuk main-main, tapi Guru nggak izinkan aku. Jadi, aku pura-pura diculik Arnos dan kabur. Men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status