"Dari matamu, aku bisa melihat kamu masih punya perasaan padanya," ujar Roselia. Yoga tertegun sejenak. Roselia adalah ahli dalam Jurus Rayuan, dia sangat mahir dalam menilai perasaan seseorang. Jangan-jangan, Yoga telah timbul perasaan pada wanita itu setelah bergaul dengannya selama ini?Tidak mungkin. Kalau benar-benar seperti itu, bukankah Yoga sama saja dengan pria berengsek?Yoga menggelengkan kepala untuk menyangkal, "Kak, ayo kita masuk untuk makan. Aku sudah lapar.""Yoga, malam ini kamu harus kurangi makan ya," kata Roselia."Kenapa?" tanya Yoga.Roselia menjilat bibir seksinya dan berkata dengan mesra, "Malam ini aku sudah persiapkan makanan lain yang sudah pasti akan memuaskanmu."Sekujur tubuh Yoga langsung merinding mendengarnya. Dia merasa seperti seekor domba malang yang telah diincar serigala kelaparan.Wenny adalah anggota perak di Restoran Floran, jadi mereka sedang menyantap makanan di ruang privat perak. Wenny sangat menghormati Yoga dan menjamunya dengan antusias.
Hati Wenny langsung tersentak. Kenapa "Pak Kusuma" ini bisa tahu tentang Liontin Duo Naga? Jangan-jangan dia memang mengincar barang itu? Liontin itu adalah harta pusaka keluarganya. Informasi itu sangat rahasia, tentu saja Wenny tidak akan mengaku.Wenny menggelengkan kepalanya. "Apa itu Liontin Duo Naga? Aku nggak pernah mendengarnya. Ternyata Pak Kusuma tertarik dengan giok kuno ya? Keluargaku punya banyak sekali giok. Kalau Pak Kusuma suka, Bapak bisa memilih salah satu di rumahku."Mendengar hal ini, "Pak Kusuma" langsung merasa kesal.Fargo buru-buru menimpali, "Wenny, kamu mau minta bantuan Pak Kusuma. Mana bisa kalau nggak tunjukkan ketulusanmu? Nggak usah pura-pura lagi. Sebenarnya kami semua tahu bahwa liontin itu ada di tangan Keluarga Deswani."Wenny jadi semakin gugup mendengarnya. Ternyata tebakan Yoga benar. Mereka memang sengaja mengincarnya dan targetnya adalah Liontin Duo Naga.Wenny berkata, "Baiklah, Pak Kusuma. Aku mengakui liontin itu memang ada di tangan keluarga
Apa Fargo masih sama dengan pria jentelmen yang dikenalnya selama ini? Pada saat ini, Wenny baru teringat kembali dengan ucapan Yoga. Akhirnya dia menyadari bahwa semua ini hanyalah sebuah tipuan belaka. Pria di hadapannya ini juga pasti bukan "Pak Kusuma"!Wenny memandang "Pak Kusuma" dan berkata, "Kamu ... pasti bukan Pak Kusuma, 'kan?""Pak Kusuma" tertawa, "Benar, aku memang bukan dia. Namaku asliku Iskandar. Nggak kusangka kamu bisa menebaknya secepat itu. Cucu Dirga memang hebat. Selain itu, aku harus beri tahu satu hal lagi padamu. Semua informasi tentang Fargo adalah rekayasa yang kubuat. Semua prestasinya juga rekayasaku. Tujuannya jelas adalah untuk mendekatimu dan mendapatkan Liontin Duo Naga. Hanya saja, aku nggak menyangka kamu begitu melindungi liontin itu sampai aku harus turun tangan sendiri."Fargo berkata dengan rasa bersalah, "Maaf Pak Iskandar, semua ini karena kelalaianku."Iskandar menjawab, "Nggak apa-apa. Lagi pula, bukankah kita sudah hampir dapat liontinnya?"
Wenny benar-benar panik. "A ... apa yang mau kamu lakukan?"Iskandar berjalan ke arah Wenny dengan wajah cabul. "Jangan pura-pura bodoh, kamu tahu apa yang ingin kulakukan."Wenny benar-benar histeris. Dia terlahir di keluarga terpandang. Kehormatannya sebagai seorang wanita lebih penting daripada nyawanya. Kalau sampai keperawanannya jatuh ke tangan orang berengsek ini, Wenny lebih memilih untuk mati. Pada akhirnya, dia mengalah."Hentikan, hentikan semuanya. Aku ... akan serahkan liontin itu."Iskandar langsung tertawa, "Nah begitu dong. Katakan di mana liontin itu."Wenny menjawab, "Liontin itu ada pada ayah dan pamanku. Hanya aku yang bisa mengambilnya." Dia memutuskan untuk membawa mereka menemui ayah dan pamannya, lalu menyuruh ayahnya untuk menghabisi Iskandar.Iskandar berkata, "Ayo, bawa kami ambil liontin itu.""Oke!" jawab Wenny. Wenny menempatkan ayah dan pamannya di kantor pusat di Provinsi Sadali. Pertama karena perusahaannya adalah perusahaan farmasi sehingga bisa member
"Kuakui, aku memang keterlaluan karena meragukanmu dan memarahimu sebelumnya. Aku akan minta maaf."Yoga merenung sejenak, lalu berkata, "Maaf, saat ini aku sedang sibuk. Nggak ada waktu."Tut tut tut .... Telepon itu langsung dimatikannya. Wenny tidak menyerah. Dia terus menelepon Yoga dan memohonnya, "Yoga, masalah ini menyangkut nyawa keluargaku. Kamu harus bantu aku. Kalau kamu bantu aku, aku ... nggak keberatan untuk menjalankan pernikahan denganmu."Yoga berujar, "Kutegaskan sekali lagi, janji pernikahan itu sudah kurobek. Kita nggak ada hubungan apa pun lagi sekarang. Kalau nggak ada urusan penting, jangan telepon aku lagi."Wenny terbengong. Jangan-jangan, dia memang salah paham? Apa Yoga benar-benar telah merobek janji pernikahannya selama ini? Bukan Yoga yang terus mendekatinya, melainkan dia sendiri yang terus mengusik Yoga? Tidak mungkin!Pada saat Yoga hendak menutup telepon, Wenny tiba-tiba berteriak, "Yoga, kalau kamu bantu aku sekali ini, aku akan lakukan apa pun yang k
"Oke, segera kunci posisinya," jawab Yoga.Kaisar Kegelapan menjawab, "Baik. Selain itu, kami juga sudah menyelidiki informasi tentang Fargo. Dia ini awalnya hanya ahli bela diri yang biasa, tapi kemudian malah jadi ketagihan berjudi dan semua hartanya sampai habis. Setelah itu, dia bekerja jadi pengawal dan kebetulan bertemu dengan orang yang membuatnya menjadi kuda hitam dalam pertandingan bela diri."Yoga membalas, "Oke, selidiki semua tentang keluarganya.""Baik."Kedua orang itu menutup telepon pada saat yang hampir bersamaan. Roselia berkata, "Yoga, aku sudah temukan jejak Fargo."Yoga mengangguk, "Dia pergi ke kampung halamannya untuk membawa istri dan anaknya kabur ya?"Roselia terkejut, "Temanmu juga sudah temukan secepat itu?""Ya, dia sekalian menyelidiki latar belakangnya juga," jawab Yoga.Roselia terkesiap, "Siapa sebenarnya temanmu itu? Nggak banyak orang yang bisa bersaing dengan Restoran Floran dalam hal mengumpulkan informasi.""Lain kali baru kujelaskan padamu. Sekar
Darfi menyuruh keluarganya untuk pulang dan menunggunya. Namun, ayah Darfi tetap berdiri mematung di sana. Setelah semua keluarganya pergi, ayah Darfi tiba-tiba berlutut pada Yoga. "Tuan, apa Darfi berutang padamu? Tenang saja, kami pasti akan membayar utangnya. Kumohon jangan sakiti anakku."Darfi mulai panik dan memapah ayahnya, "Ayah, apa yang kamu lakukan? Cepat berdiri.""Anak durhaka, cepat berlutut!" Pria tua itu memakinya, "Cepat minta maaf sama Tuan ini."Darfi tidak berdaya. Sementara itu, Yoga merasa kasihan. Di dunia ini, orang yang paling menyayangi kita memang hanya orang tua. Yoga mengorbankan segalanya untuk menempuh bahaya, semuanya demi bisa menemui orang tuanya. Namun, Darfi ini malah tidak tahu menghargai orang tuanya sendiri. Dunia ini benar-benar tidak adil!Yoga berbalik dan berjalan pergi. Tak lama kemudian, Darfi juga menyusulnya. Yoga berkata dengan nada dingin, "Kalau Wenny sampai tahu tampang pangerannya ternyata seperti ini, dia pasti akan gila."Darfi berk
Yoga berkata dengan nada dingin, "Kuberi waktu dua hari untuk berpamitan dengan keluargamu, lalu urus pemakamanmu sendiri."Darfi bersujud pada Yoga, "Terima kasih atas kebaikan Pak Yoga."Setelah meninggalkan tempat ini, Yoga langsung bergegas ke bandara. Dia tidak takut Darfi akan membohonginya karena Yoga telah mengutus orang untuk mengawasinya.Bandara yang disebutkan Darfi adalah sebuah bandara pribadi. Di sana hanya ada sebuah pesawat terbang pribadi yang diparkirkan. Saat Yoga tiba, pesawat itu baru akan lepas landas. Sepertinya Iskandar juga memang tidak berencana mau menunggu Darfi.Melalui jendela mobil, pandangan Yoga kebetulan bertemu dengan tatapan Iskandar yang berada di dalam pesawat. Tatapan Iskandar dipenuhi dengan provokasi dan penghinaan. Dia bahkan menunjukkan jari tengahnya kepada Yoga. Yoga mengejarnya tanpa ragu-ragu.Memangnya kenapa kalau dia bisa naik pesawat? Selama tidak bisa melampaui kecepatan suara, Yoga bisa mengejarnya hingga ke ujung dunia. Demikianlah