Share

37. Jangan Ngadi-ngadi

Jelita memeluk Bik Yuni yang akan segera ikut Hana ke Palembang. Meskipun belum lama mengenal Bik Yuni tetapi mereka sudah sedekat keluarga.

“Makasih ya, Bik, atas support Bibik selama ini buatku,” kata Jelita dengan mata berkaca-kaca, teringat bagaimana Bik Yuni kerap membuatkannya camilan saat dia belajar.

Bik Yuni menepuk-nepuk lembut pundak Jelita yang sudah dianggapnya seperti anak. “Mbak Lita semangat terus ya, harus lulus sampai jadi Sarjana dan carilah kerja yang lebih baik buat masa depan. Biar nggak kayak saya yang jadi pembantu terus sampai setua ini,” ujarnya memotivasi.

Kedua orang itu saling melempar senyum dengan tatapan berkabut haru. Sampai kemudian Hana menyuruh Bik Yuni agar lekas menaiki mobil karena mereka sudah siap berangkat.

“Kak Lita, ayo ikut antar kami ke bandara!” Tiba-tiba Laura turun dari mobil dan menarik-narik lengan Jelita.

Aldi ikut turun dan melakukan hal yang sama. “Ayo, Kakak ikuuut,” rengek bocah itu. Aldi menyukai Jelita karena pembantu omnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status