Share

44. Kedatangan Orang Tua Bara

[Nia ...!] teriaknya. [Aduh, kapan sih kamu mau masuk kuliah? Aku kangen banget sama kamu, lho.]

Suara Tina memekik telinga Nia hingga refleks ia menjauhkan dari telinganya untuk beberapa detik.

“Tin, sadar gak sih, telinga aku hampir copot denger suara kamu yang jempreng itu,” omel Nia. “Sabar ya, mungkin minggu depan aku masuk setelah bicara sama Pak Bara.”

[Memang, Pak Bara sudah sembuh lukanya?]

“Iya, sudah mengering juga sih. Tinggal pemulihan saja.”

[Nia, kita ketemuan yuk, aku sudah kangen sama kamu nih!]

“Jangan sekarang ya, aku lagi di kampung nih.”

[Lho, terus Pak Bara sama siapa? Sendirian?]

“Enggak, Mamanya datang dari Singapura,” jawab Nia.

[Oh. Btw, kamu ada apa koq tumben pulang kampung?]

Nia masih terdiam. Binggung harus menjawab apa. Selama ini memang mereka dekat, tapi untuk yang satu ini sepertinya Nia akan menutup rapat pada sahabatnya itu.

“Ehm ... a-aku cuman kangen aja sama masakan Bunda,” alibi Nia.

Beruntung kedua orang tua Nia sudah datang jadi dia bisa beral
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status