Selena membuka matanya perlahan, merasakan hening yang mengisi ruangan kamar Christopher tanpa jejak kehadiran sang tuan rumah. Ruangan terasa sunyi dan sepi, membuatnya merasa bersalah dan malu karena merasa terlalu berani hingga membiarkan Christopher bangun lebih dahulu. Namun, dipikirannya terbit pemahaman bahwa situasi ini tak sepenuhnya kesalahannya; teringat akan detail terakhir pertemuan mereka sebelum tidur, dimana Christopher memberikannya obat agar tidur nyenyak.Selena melihat bekas-bekas cengkraman kuat Christopher yang meninggalkan jejak yang dalam di lengannya. Namun, pandangannya kemudian teralih ke langit-langit kamar yang terbuat dari kaca. Saat menengadah, dia menemukan jejak cinta Christopher yang sengaja ditinggalkan sebagai tanda kepemilikan.“Ah, begitu banyak. Mengapa beliau dengan sengaja meninggalkan semua jejak ini, apa dia sengaja ingin membuatku malu?” bisik Selena sambil menutupinya dengan sehelai kain dari gaun tidurnya.Rasa campur aduk antara kesedihan
“Hei Joey, kau melukainya.”“Itu bagus sekali, lebih baik dia mati saja daripada membuat onar terus!”Namun, situasi menjadi semakin kejam ketika Joey tiba-tiba melemparkan sebuah tempat sampah kecil ke arah kepala Selena, menyebabkan luka di kepalanya akibat benturan yang keras dan tiba-tiba. Selena hanya bisa merasakan rasa sakit dan kehancuran dalam hatinya, terpuruk oleh perlakuan kasar dan kekerasan yang dialaminya, menciptakan nuansa keputusasaan dan ketidakadilan yang melingkungi situasi tersebut.“Joey, apa yang kau lakukan?” ujar Selena, sambil terkejut melihat darah mengalir dari kepalanya.Tetapi Joey, tanpa menunjukkan penyesalan, malah membalas dengan sinis.“Apa yang ada dalam pikiranmu, kau yang melakukan kesalahan tapi malah menyalahkan aku. Astaga, Selena, di masa depan lebih berhati-hati ya!” teriak Joey sambil membanting appron ke arah Selena yang sibuk membersihkan darah yang terus mengalir dari kepalanya.Setelah itu, Joey pergi meninggalkan Selena sendirian.Mesk
“Keluar kalian semua!” Teriak seorang Kepala pelayan menggema di ruangan para pembantu.“Ya ampun, ada apa ini?”“Entahlah, tapi sepertinya masalah ini sangat serius.”“Ayo cepat-cepat.”Ketegangan mencuat di kamar para pembantu saat kepala pelayan memasuki ruangan dengan cambuk, memancarkan ancaman dan ketidakadilan bagi pelaku.Suara cambuk yang membentak bersama dengan ancaman atas pemecatan dan larangan mendapatkan pekerjaan, menciptakan atmosfer yang tegang di dalam ruangan.“Seret mereka dari dalam kamar!” Kepala Pelayan itu membentak bodyguard yang bertugas.Rasa takut dan kepanikan merajalela di antara para pembantu ketika Joey dan rekan-rekannya ditarik keluar oleh bodyguard, memperkuat suasana yang sarat konflik dan ketidakpastian.Suasana di kamar para pembantu menjadi tegang ketika kepala pelayan, dengan wajah murka, menegur Joey dengan keras. Marah dan kecewa terpancar jelas dari wajah kepala pelayan.“Sudah ku tegaskan berkali-kali bahwa pentingnya menghormati Selena dan
Christopher segera mendekati Selena, dia berdiri di depan gadis 20 tahun tersebut dan menatapnya dengan sinis. Dengan cepat, Christopher meraih dagu Selena, membuatnya terangkat dan terpaksa menatap ke arahnya.“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu menyadari bahwa kau adalah milikku, Selena?” tanyanya dengan nada jengkel.Selena merasa takut dan gugup, namun akhirnya ia melangkah maju dan memeluk pinggang Christopher. Dengan gemetar, ia mengucapkan permintaan maafnya yang tulus.“Maafkan saya Tuan Christopher.” Ucap Selena dengan lembut.Christopher, yang sebelumnya marah, merasa luluh saat merasakan ketulusan dan kerendahan hati dalam sikap Selena. Gestur lembut dan lugu milik Selena berhasil mencairkan ketegangan di antara mereka, menciptakan momen penuh kedamaian dan kebersamaan di antara mereka.“Maafkan saya, Tuan Christopher. Saya tidak bermaksud membuat Anda merasa seperti ini. Saya hanya merasa tidak pantas untuk dicintai oleh pria sehebat Anda. Saya merasa terlalu renda
“Ya, ternyata dia adalah anak pemilik rumah Mode dan dari situlah dia menyembunyikan statusnya. Menyoroti kehidupan mewahnya sangat berbanding terbalik dengan situasi nyatanya, dia ingin bermain-main dengan organisasi baru yang dibentuknya. Nama mu sudah di seret Christopher, jadi kau harus menindak Vito dan Diego sebelum mereka menghancurkan pondasi mu.”“Siapa dalang di balik Vito? Tidak mungkin baginya menguasai Paris dalam semalam,” tegas Christopher dengan ekspresi serius, merenungkan rencana dan mengungkapkan keraguan atas kemungkinan seseorang bisa merebut kendali wilayah mereka dengan begitu cepat.(Pernyataan ‘dalam semalam’ dipakai untuk menggambarkan keinginan lawan mereka untuk merebut wilayah secara instan.)“Besok kita akan melakukan penyelidikan, sekarang kau harus fokus pada urusan yang lebih mendesak, Christopher,” ujar Harvey dengan serius, sebelum ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih santai.Dia menyalakan sebatang rokok sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang
Tanpa banyak bicara Christopher berdiri, lalu meraih topi yang dikenakannya. Dengan lembut, pria itu menggunakan topi sebagai tempat perlindungan untuk anak tupai, menunjukkan cinta dan kepedulian. Tak hanya itu, Christopher juga lembut mengambil sarung tangan dari saku celananya, menyelimuti anak tupai itu dengan lembut.Kemudian, ia memberikan anak tupai yang terbungkus hangat itu kepada Selena. Diluar dugaan, Selena hanya bisa menunjukkan reaksi bingung atas aksi tak terduga Christopher tersebut dimana ia tidak pernah melihat sisi lembut pria itu sebelumnya.Christopher tetap sibuk memperhatikan tangannya yang terdapat lengan Selena, pada saat yang sama Selena tersenyum penuh keharuan dan mengucapkan.“Terima kasih, Tuan Christopher.” Selena tanpa sadar terus menggenggam lengan Christopher dengan erat.Sementara Christopher tampak terfokus pada sentuhan tangan Selena di lengannya dan mengesampingkan ucapan Selena.Dengan senyum misterius, Christopher melihat keinginan Selena untuk
“Tuan Christopher, rupanya kau sudah tidak sabar ya?” Christopher Bouttier hanya berdiri dan memandangi pemuas nafsu berkedok pelayan wanita yang dikirim sang istri. Dengan ekspresinya yang dingin, mafia tampan itu tidak terkejut ataupun terpengaruh oleh rayuannya.“Kau salah sangka. Lebih baik kau meninggalkan tempat ini sekarang juga, sebelum semuanya terlambat,” ucapnya. "Tapi, aku ingin dirimu...." Mendengar ucapan manja itu, Christopher merasa seperti sedang tercekik oleh hasrat. Bukan hasrat seksual.Tapi, hasrat ingin melihat wanita di hadapannya itu merintih dan menangis. Namun, mafia yang terkenal kejam itu berusaha tegar dan menciptakan jarak emosional yang dingin. “Jangan berharap akan ada ampunan dariku. Kau telah mengambil jalur yang salah untuk mencoba menjadikanku tunduk. Pergilah setelah ini, dan katakan pada Helena bahwa aku tidak membutuhkan pelayan tak berguna sepertimu!”Sayangnya, wanita itu masih bertahan.Melihat kegigihan wanita itu, Christoper dirasuki
“Selena, sekarang ini adalah kamarmu dan hari ini. Sebetulnya adalah tugas Ibumu membantu keperluan ritual mandi Tuan Christopher. Jadi, tolong jangan membuat kesalahan apapun jika kamu ingin selamat.”Kala mendengar ucapan salah satu pelayan senior di mansion Tuan Christopher, gadis itu tersadar dari lamunan. Tunggu!Apa pekerjaannya membantu ritual mandi Tuan Christopher?Selena berusaha tenang. Namun dalam hati, sebenarnya dia gugup.“Baiklah Sarah, aku mengerti,” ucapnya, profesional.Sarah, pelayan senior itu, mengangguk. Sambil memberikan pakaian ganti untuk Selena, dia kembali berkata, “Kalau begitu ayo cepat, beliau tidak suka menunggu.” Tak lama setelahnya, Selena pun melintasi para pelayan lain di Mansion. Mereka bermacam usia, ada yang sudah lanjut usia, ada yang muda, dan ada pula yang sebaya dengan Nyonya Helena. Setiap pelayan memiliki daya tariknya sendiri dan kecantikan yang khas.Dalam perjalanan menuju kamar Tuan Christopher, Selena terkesan dengan keragaman pela