Christopher duduk dengan santai di ruang kerja pribadinya, dia sedang berada di pusat kekuasaan yang kuat miliknya. Di dekatnya ada Harvey, dia adalah rekan dan penasehat terdekat yang selalu setia kepada Christopher.Hubungan erat antara keduanya meliputi aspek bisnis maupun pribadi, dan Harvey hampir mengetahui segala rencana dan pemikiran dalam benak Christopher. Sebagai benteng utama, Harvey selalu siap melindungi Christopher dari segala ancaman musuh yang mengintai.Harvey dan Dokter sedang mengamati Christopher.Pria itu duduk tanpa pakaian atasnya, hanya mengenakan celana dan sepatu. Christopher melirik kearah pakaian yang diletakkan di sampingnya, menunggu waktu untuk dipakai kembali.Hari ini, Harvey sengaja membawa dokter untuk memeriksa bekas luka Christopher yang masih memerlukan perawatan intensif. Suasana tegang pun terasa di udara, seiring dengan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Christopher dalam situasi tersebut.“Apa masih terasa sakit di bagian sini?” Dokter itu b
Selama di perjalanan cepat itu, Christopher terus mengingat ucapan Selena.“Sejak kecil saya selalu mengamati anda, sikap tegas dan ekspresi yang selalu murung itu selalu membekas di benak saya.”Di dalam benak Christopher, bayangan tubuh molek Selena mulai menghantui. Kata-kata Selena juga mulai mengguncang hatinya, terutama setelah pengalaman mandi yang menegangkannya, membuatnya meragukan kekuatan ingatannya sendiri.“Kau pasti sengaja kan?” gumamnya.Gadis itu membuatnya merenungkan siapa sebenarnya gadis muda itu dan apa motif di balik kata-katanya.“Selena? Jadi namanya Selena.” ucapnya sambil tersenyum dalam hatinya.Christopher dan timnya tiba di pertambangan yang mengalami masalah.“Cepat kalian menyebar, selamatkan Louis, hidup atau mati. Bawa saja mayatnya,” Harvey segera menginstruksikan seseorang untuk mencari Louis dan rekan-rekannya. “Dilihat dari bentuk kekacauannya, ini bukan serangan dari polisi!” Ujar Christopher memberikan kesimpulan dengan cepat.Harvey sudah ti
Kala itu, suasananya menjadi sangat tegang. Masing-masing dari mereka sudah bersiap siaga, kecuali Christopher yang terlihat seperti sedang bermain-main.“Aku hanya ingin alasan, berikan satu saja. Mengapa kau menyerang anak buahku?” Dengan tatapan tajam dan penuh keberanian, Christopher menuntut penjelasan yang jujur dari pria tersebut, menunggu dengan sabar untuk mendengarkan alasannya.Pria yang sebelumnya berani dan tanpa penyesalan tiba-tiba merasa sangat ketakutan saat melihat sorot mata Christopher yang mendalam dan penuh aura kegelapan, la merasa sesak napas dan terdorong untuk mengakhiri hidupnya sendiri.“Sorot mata apa itu, dia bukan manusia. Dia, dia iblis!” pikirannya berteriak dalam keadaan panik, membuatnya sulit bernafas dan bahkan berkata sepatah kata pun.“Jawab pertanyaan ku, bodoh!” Ucap Christopher dengan tenang tapi tegas.Christopher, dengan kehadiran dan keberadaannya yang menakutkan, telah menunjukkan otoritas dan kekuasaan yang membuat pria itu merasa benar-
Sebelumnya...Kembali ke saat Selena berada di tempat pembuangan sampah, dia menangis dan merasa sedikit menyesal atas keputusannya karena menolak permintaan Nyonya Helena. Akibatnya, dia dipindahkan ke bagian pembuangan sampah yang kotor dan menjijikan. Mansion yang luas menyebabkan jumlah sampah yang juga banyak.“Dan disinilah aku berakhir, benar-benar tak ada bedanya nasibku dengan sampah-sampah ini!” Selena menggerutu dalam hati.Namun disisi lain, Selena juga merasa lega karena tidak terlibat dalam konflik internal keluarga yang rumit. Yang lebih penting, Selena merasa dorongan yang kuat untuk melindungi Christopher. Meskipun tidak sepenuhnya memahami situasinya, Selena bersumpah untuk selalu mengikuti kata hatinya yang tulus.“Aku tidak mengerti mengapa ada keluarga yang ingin menghancurkan anggota keluarganya sendiri, apa orang-orang kaya memang seperti itu?” Ia bergumam bingung.Sambil membuang dan memilah sampah, Selena teringat akan kata-kata aneh Christopher yang sulit di
.Meskipun Christopher berbicara dengan keras, Selena terlihat begitu bingung hingga kehilangan konsentrasinya, sehingga tidak mendengar sepatah kata pun dari ucapan pedas Christopher.“Ku bilang kau bau sampah, jadi kau harus melepaskan semua ini!”Saat melihat Selena tidak patuh, Christopher yang sudah marah segera menarik tubuh Selena ke arahnya. Tanpa ragu, ia mulai merobek semua kain Selena, hingga tak ada sehelai pun yang tersisa kecuali celananya yang berwarna putih.Dengan hati yang penuh ketakutan dan pasrah, Selena tiba-tiba jatuh bersujud di kaki Christopher. Dia menangis, menunjukkan sisi lemah dan takut yang tak pernah terlihat sebelumnya.“Kenapa dia menangis? Dasar bodoh!” Batin Christopher.Christopher merasa bingung dan terkejut melihat perubahan drastis dalam perilaku Selena yang sebelumnya patuh dan berani. Christopher, yang biasanya tak memiliki hati nurani, tiba-tiba merasa rasa bersalah melanda hatinya karena menyebabkan Selena menangis dalam situasi seperti ini.
“Aku tidak membunuh mereka, secara mendasar aku membunuh iblis itu sendiri. Iblis jahat yang menginginkan kematianku, begitu juga denganmu!” ucap Christopher sambil memainkan belati yang sangat tajam.Selena tetap merendahkan diri, mendengar kata-kata yang terucap dari bibir Christopher.“Apakah maksudnya aku seperti iblis juga? Meskipun aku tidak sepenuhnya memahami maksudnya, aku tidak punya niat untuk membahayakannya. Mengapa aku harus mengambil resiko seperti itu? Bahkan ia tak tahu bahwa aku sudah menyelamatkannya dari rencana jahat Nyonya Helena,” gumam Selena, matanya terpejam sambil merasa cemas di hatinya. “Astaga, mungkin hari ini aku tidak akan bisa keluar dengan selamat. Sepertinya benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa Tuan Christopher berniat untuk mengeksekusi aku,” lanjutnya dalam batin dengan perasaan lemas dan pasrah.“Kau! Malam ini, kau tidak boleh mengalihkan pandangan dariku, tidak boleh menutup mata, dan tidak boleh memikirkan hal lain. Kau hanya boleh mena
Malam itu, suasana sunyi hanya diselingi oleh desiran angin malam yang dingin.Christopher menyaksikan Selena yang tidur lelap di atas ranjangnya, wajahnya yang tenang seolah menjadi lukisan yang abadi. Tatapan Christopher penuh dengan kelembutan yang tak terungkapkan, anggun dan dalam seperti samudera yang tenang namun dalam. Rasa hangat di dalam dadanya tumbuh dengan pesat setiap kali matanya melewati wajah Selena yang damai.Bagi Christopher, kehangatan dan kelembutan yang Selena bawa terasa begitu kontras dengan kekerasan dan tajamnya sifatnya. Dalam keremangan malam, Christopher merasa dirinya terjebak dalam pusaran emosi dan perasaan yang tak pernah la rasakan sebelumnya. Bagai arus yang membawa jiwanya dalam petualangan yang baru dan tak terduga.“Betapa bodohnya aku yang telah membiarkan gadis tolol ini berada di atas ranjang ku.” Ujar Christopher sambil tersenyum tipis.Christopher berkedip singkat. Perasaan yang membingungkan, bukan? Ketika hati yang keras dan dingin mulai t
Dengan hati yang teguh dan keputusan yang sudah diambil, Christopher menyantap sarapan dengan rasa canggung namun fokus pada rencana yang sudah ia susun. Meskipun makanan tersebut bukan favoritnya, ia menyuapinya dengan perasaan campuran antara kegelisahan dan harapan.“Kau tidak boleh pergi karena aku ingin sarapan denganmu, kamu harus punya banyak tenaga untuk bersiaga jika sewaktu-waktu aku tidak bisa tahan lagi dengan tubuh kurusmu itu!” Tegasnya berlawanan dengan isi pikirannya,(dia sedang berlatih.)Selena hanya diam, dia tidak menjawab sebab saat ini masih dalam kondisi terlelap di atas ranjang Christopher.“Apa aku harus membawa dia pergi ke Monaco? Tidak, bahkan aku ingin membawa dia kemanapun aku pergi!” Batinnya kesal.Hatinya terusik oleh keinginan yang tak terelakkan untuk membawa Selena pergi, meskipun rencana itu telah dipertimbangkan secara seksama. Kepanasan api kasih sayang dalam dirinya membuatnya bertekad untuk selalu memiliki Selena di sisinya.Dengan hati-hati da