Share

Wanita Asia

“Hai, Matt.” Sapa Harry yang langsung duduk di sebelah Matt.

“Musim panas nanti, kau akan kemana?” Tanya Harry.

Matt menggeleng. “Belum terpikir.”

“Bagaimana jika kita berkeliling Asia.” Ucap Mike sembari merangkul kedua sahabatnya yang tengah duduk di meja bar.

“Setuju.” Ucap Harry.

“Bagaimana denganmu?” Tanya Mike pada Matt.

“Ide bagus.”

“Aku penasaran dengan wanita Asia.” Kata Mike.

“Thailand.” Kata Mike lagi. “Wanita di sana berkulit eksotik dan berbadan sekal.”

“Korea.” Sahut Harry. “Aku suka mereka yang berkulit putih bersih.”

“Kau Matt?” Tanya Mike dan Harry sembari menggoyangkan tubuh sahabatnya itu.

Seketika Matt terbayang wajah Nina, membuatnya terdiam sesaat sambil tetap memutar ujung gelas yang ada di depannya.

“Matt.”

Mike dan Harry kembali mengguncangkan tubuh Matt.

“Hmm.. Nina, Indonesia.”

“What? Siapa Nina?" Sontak Mike dan Harry antusias menatap sahabatnya yang terkenal paling brengsek.

“Sepertinya dia masih perawan. Hmm, tapi dia sangat sulit untuk di dekati. Senyumnya. Hmm.” Matt tersenyum membayangkan senyum manis Nina.

“Matt, Are you okey?” Tanya Harry yang bingung dengan sahabatnya yang tengah tersenyum dan berkata sendiri.

“Kau tidak sedang sakit kan, Matt?” Tanya Harry sambil menempelkan tangannya ke kening Matt.

“Tidak. I’m Ok.” Matt dengan cepat menepis tangan Mike dari keningnya.

“Siapa dia Matt?” Tanya Harry lagi.

“Asisten rumah tangga Dav.” Jawab Matt.

“Apa? Seorang Nany?’

“Are you sure?”

Kedua teman Matt bertanya tak percaya, karena biasanya Matt bermain dengan wanita kelas atas atau model dan selebriti yang tengah naik daun. Sementara saat ini dia malah mengagungkan seorang asisten rumah tangga.

“Dia bukan asisten rumah tangga biasa. Senyumnya, hmm.. sungguh manis.” Jawab Matt.

“Kau sudah gila.” Ucap Harry tersenyum, melihat Matt yang benar-benar gila karena selalu tersenyum sendiri saat menceritakan tentang gadis yang bernama Nina.

“Hah, lama-lama aku juga bisa gila jika melihatnya seperti ini.” Ucap Mike yang berlalu pergi dan berkumpul ke depan bersama orang-orang yang menari di sana.

Tiba-tiba, di samping Harry duduk seorang wanita berparas Asia.

“Apa wanita Asia yang kau maksud sama dengannya.” Bisik Harry pada Matt dengan menunjuk wanita yang baru saja duduk di sampingnya dan memesan minuman.

Matt sedikit menoleh ke arah wanita itu. Ya, wanita itu memang memiliki sedikit kesamaan wajah dan postur tubuh, tapi yang pasti bukan asisten rumah tangga sang kakak, karena gadis yang ada di rumah Osborne, tidak berpakaian minim seperti ini.

“Hmm, sedikit banyak.” Jawab Matt ragu.

“Kalau begitu..”

Harry menaik turunkan alisnya, menantang Matt untuk bisa mendapatkan wanita itu malam ini.

“Let’s game!” Ucap Matt yang langsung berdiri dan segera menghampiri wanita Asia itu. Walau belum bisa mendapatkan gadis yang saat ini masih di berada di kediaman Osborne, setidaknya ia pernah merasakan gadis yang mirip dengannya.

“Hai.” Matt menyapa wanita itu.

“Hai.” Wanita itu pun menjawab dan menoleh ke arah Matt.

Pesona Matt mampu membuat wanita mengalihkan pandangannya. Matt duduk di samping wanita itu. sementara Harry sedikit menjauh. Harry hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya yang memang sudah seperti itu sejak dulu.

“Sendiri?” Tanya Matt yang hanya di angguki wanita itu.

Tak lama kemudian, wanita yang tadinya terlihat sedih itu mulai tertawa. Matt selalu bisa membuat wanita terlena dengan bualannya. Matt mengajak wanita itu berbincang dan bersenda gurau.

Kemudian, wanita itu meneguk habis minumannya dengan sekali teguk.

“Waw, kau jago minum?” Tanya Matt.

“Tidak begitu.”

“Hmm.. Aku juga tidak jago minum.” Sahut Matt, berbohong.

“Oh ya? Sepertinya tidak terlihat seperti itu.” Ucap wanita itu dengan senyum yang manis.

“Kau orang Asia?” Tanya Matt dan wanita itu langsung mengangguk.

“Ya, Aku dari Indonesia.”

“Oh.”

Matt membulatkan bibirnya. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Akhirnya Matt bisa merasakan tubuh wanita Indonesia, walau itu bukan Nina, gadis yang tengah mengusik pikirannya beberapa hari terakhir ini.

“Well, Bagaimana jika kita taruhan?”

“Hmm.” Wanita itu mengangkat bahunya.

“Malam ini siapa yang paling banyak minum. Jika kau menang, aku akan mentraktir semuanya, bahkan kau bisa ke tempat ini gratis selama satu bulan.”

“Oke.” Ucap wanita itu antusias.

“Dan, jika aku yang menang--."

Matt belum melanjutkan bicaranya. Namun, wanita itu menatap Matt dengan seksama.

“Kau akan menemaniku tidur selama satu bulan. Deal.”

Matt mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Wanita itu pun mengangkat tangannya dan menerima uluran tangan Matt. “Deal.”

Matt tersenyum menyeringai. Akhirnya, ia akan mencicipi tubuh wanita Asia, walau itu bukan orang Indonesia seperti Nina, tapi sedikit mirip dengan kulit Nina yang juga putih bersih dan bertubuh kecil imut.

Matt dan wanita itu berlomba-lomba menghabiskan minuman yang di sediakan bartender itu. Harry dan Mike yang sudah menggandeng wanita di sampingnya pun ikut menonton.

“Come on, Matt.” Ucap Mike di dukung oleh wanita di sampingnya.

Matt hanya menyeringai licik, saat melihat wanita itu sudah mulai terkapar.

“Kau kalah, Matt.” Ucap wanita itu, mata sayu dan tidak lagi duduk sempurna.

Matt menggeleng.

“Belum. Aku masih bisa meminum satu botol ini.” Jawab matt dengan anda bicara berpura-pura mabuk, padahal sebenarnya ia masih sangat sadar.

Matt berpura-ura dengan susah payah menghabiskan satu botol yang ada di tangannya, sementara wanita itu sudah tak sanggup lagi. Ia meletakkan botol yang masih berisi setengah lebih itu di meja bar.

“Oke, aku kalah. Aku sudah tida sanggup lagi.” Kata wanita itu, sambil menjatuhkan wajahnya di meja bar iu.

“Aku juga. tapi botol terakhir ini sudah aku habiskan.” Ucap Matt tersenyum.

Mike dan Harry ikut tersenyum. Mereka tahu apa yang akan Matt lakukan setelah ini.

“Matt, kalau kau sidah bosan. berikan padaku.” Ledek Mike sambil menepuk pundak Matt dan pergi bersama wanitanya.

Harry pun ikut pergi. Ia memang sedang tidak ingin berada di sini hingga larut malam. Semua orang yang menonton aksi mereka pun bubar. Mat sengaja membiarkan wanita itu tertidur di meja bar. Setelah itu, Matt baru menggendongnya dan membawanya ke apartemen.

Sesampainya di apartemen, Matt meletakkan wanita itu di ranjang. Ia membiarkan wanita itu tertidur, karena pantang untuknya having s*x dengan wanita yang sedang mabuk berat dan kehilangan kesadaran. Lalu, Matt masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu, ia pun ikut terlelap bersama wanita Asia yang sedang mabuk itu.

Perlaha Matt meneliti wajahnya. “Apa setiap wanita Indonesia memiliki wajah yang sama seperti ini?” Gumam Matt.

Wanita yang ada di hadapan Matt memang sangat mirip dengan Nina, hanya saja wanita ini bisa berdandan. Sementara Nina hanya memoleskan sedikit bibirnya dengan lipglos tipis, tanpa perona pipi apalagi eyeliner yang menghiasih matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status