Share

208. Part 4

"Hmmm.... Yah! Kau memang rendah hati, Baraka. Oleh karena itulah aku amat suka kepadamu. Tapi, ingat kata-kataku tadi. Kalau kau ingin berpelesir atau ada suatu urusan di Salyadwipa, tunggu saja kapalku berlabuh di Lokambang ini. Dua purnama sekali, aku pasti datang."

"Ya, Paman. Terima kasih. Paman baik sekali. Mungkin suatu saat nanti Tuhan memang akan mempertemukan kita...."

Di ujung kalimatnya, Baraka membungkuk hormat. Suta Sadandang, pemilik kapal dagang besar yang baru saja ditumpangi Baraka, bergegas mengulurkan tangan kanannya untuk menegakkan kembali tubuh Baraka.

"Tak perlu bersikap seperti ini."

"Ah, Paman. Aku menghormat, tentu saja karena merasa suka dan segan kepada Paman."

"Aku tahu. Tapi, aku tak suka peradatan yang macam-macam. Kau lihat, semua awak kapal bersikap biasa-biasa saja kepadaku, bukan?"

Baraka cuma nyengir kuda. Merasakan kebenaran ucapan Suta Sedadang, pemuda yang baru berlayar dari Pulau Salyadwipa itu melang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status