Share

36. Telaga Bidadari

“Heaaa...!”

Dua senjata di tangan mereka, dan pukulan sakti di tangan kiri masing-masing siap beradu. Dan....

Trak!

“Hiaaat..!”

Trak! Desss!

'Pukulan Pasir Baja' yang dilontarkan Wasesa tersapu oleh 'Ilmu Angin Es dan Api' yang dilontarkan Pendekar Kera Sakti. Tubuh Wasesa bahkan turut terpental dan melayang bagai tanpa bobot, diikuti pekikan menyayat.

Sementara harpa yang menjadi senjata andalannya nampak hancur berantakan, tak mampu menandingi Suling Krishna. Saat tubuh Wasesa melayang, dengan cepat Nyi Bangil segera berlari menyongsongnya. Pedang di tangan wanita cantik itu berkelebat cepat

"Hiyaaa..."

Desss!

"Aaa..."

Lengkingan kematian terdengar, bersamaan dengan ambruknya tubuh Wasesa tanpa nyawa. Tubuhnya hancur terbabat pedang Nyi Bangil yang kini justru menangisi kematiannya. Kematian orang yang dicintai, sekaligus dibencinya.

Pendekar Kera Sakti tertegun sesaat men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status