Share

56. Empat Iblis Gundul

PUCUK-PUCUK cemara melambai dalam senyuman, menyambut siraman sinar mentari sore hari. Aneka warna burung parkit berkicau riang bersama elusan sang bayu. Di antara jajaran manusia yang berdiri di tepi Telaga Bidadari, dua sosok bayangan berkelebat meninggalkan perahu yang mereka tumpangi.

Kedua bayangan itu berkelebat cepat sekali dan menimbulkan tiupan angin kencang bergemuruh. Daun cemara berguguran, jatuh ke tanah bagai ribuan jarum yang ditebarkan dari angkasa. Ketika melewati sebuah aliran sungai yang berada di utara Kota Salakan, sosok bayangan yang ada di belakang berteriak keras, "Berhentilah, Sahabat! Kita salah langkah!"

Mendengar teriakan yang dialiri tenaga dalam itu, sosok bayangan yang ada di depan langsung menghentikan kelebatan tubuhnya. Ternyata, dia seorang kakek berkepala gundul licin. Tubuhnya yang tinggi besar terbungkus jubah kuning dan selempang kain merah bercorak kotak-kotak. Wajahnya yang halus menyiratkan sifat welas asih. Seuntai tasbih meli

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status