Share

623. Petaka di Gunung Sereh Awi

Galih Jaya, Dharma, Malawati, Ajisoka, dan pendekar muda yang lain seketika terkejut, tersenyum tak lama setelahnya. Mereka mendekati Limbur Kancana seraya bersiap siaga.

Hujan mengguyur semakin deras, disusul angin berembus kencang dan petir yang menggelegar sangat keras.

Limbur Kancana memanggil satu tiruannya. “Mari kita lihat apakah kalian bisa mengalahkan satu tiruanku atau tidak.”

“Jangan meremehkan kami, Guru. Kami sudah berlatih sangat keras selama ini. Kami tentu tidak akan kalah dengan satu bayangan,” ujar Galih Jaya.

“Itu benar.” Dharma tersenyum, menghimpun kekuatan.

Malawati mengikat rambutnya. “Pertarungan ini tampaknya cocok untuk melatih jurusku. Aku tentu tidak akan kalah.”

“Mari kita lihat apakah kalian hanya sesumbar atau memang bisa mengalahkan tiruanku.” Limbur Kancana melompat ke arah pohon, duduk di dahan.

Tiruan Limbur Kancana tiba-tiba melompat ke atas, lantas menghantam serangan bertubi-tubi yang sangat cepat pada para pendekar muda.

Galih Jaya, Dharma, Malaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status