Share

Mati

Lenong Panama menundukkan kepalanya dan terpejam. Ini musibah terbesar yang dia hadapi seumur-umur dia berlayar. Bahkan, ini musibah paling dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah pelayaran orang-orang kadipaten Purwo.

Dalam satu kedipan mata, semua serangan mengenai kapal. Ombak raksasa menggulung bagian belakang kapal. Siluman hiu sudah naik satu per satu ke atas kapal. Sementara tentakel topus sepersekian detik lagi menghantam kapal.

“Huaaaaaaaaaaaa!”

Teriakan para awak kapal menggema, tidak bisa berbuat banyak melihat tentakel raksasa perlahan berayun ke arah mereka.

Blam!

Duar!

Lenong Panama masih belum membuka mata. Dia tidak sedikitpun merasa sakit. Apakah kematian sudah menjemputnya? Syukurlah kalau kematian itu tidak memiliki rasa sakit.

Saat membuka mata, pria paruh baya itu terkejut bukan main. Sekeliling kapal dilapisi dengan gelembung berwarna merah kekuningan. Bagian bawah kapal tidak lagi menyentuh air da

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status