“Kita cari makan dulu” mendengar ajakan Li Mei, Long Wan membuka kedua matanya lalu menganggukan kepala karena ia juga merasa lapar. “Sebaiknya kita mencari ikan, kelinci atau binatang lainnya. untuk pergi ke kota sangat berbahaya, karena tenaga kita belum pulih, kalau bertemu dengan komplotan si topeng tengkorak maka sangat berbahaya!”. “Aku setuju, dalam kondisi lemah seperti ini, jangankan menghadapi Jiang Shi ataupun Rhi Zhui, sekedar berenang menangkap ikan saja rasanya aku tidak mampu” kata Long Wan sambil menggerak-gerakan bahunya yang masih terasa kaki dan nyeri akibat jarum beracun milik Tek Hoat.“Sst!” Li Mei mendekatkan telunjuk ke depan bibirnya, ia mengedipkan kepala ke arah semak-semak. Rupanya di sana ada seekor ayam hutan sedang berkeliaran mencari makan. “Kebetulan” guman gadis itu, dengan perlahan ia mengambil ranting di atas tanah. Dengan kecepatan kilat dan penuh tenaga, ia melontarkan ranting di tangannya ke arah ayam hutan tadi. “Wut, crep!” “Keok!” ayam hutan
“Kamu harus mengajariku cara melawan ilmu sihir” mendengar permintaan Li Mei, Long Wan mengangkat wajahnya. Sejenak keduanya saling menatap “Sebagai imbalannya, aku akan membantu menangkap si topeng tengkorak dan membersihkan namamu di hadapan Lin Lin!”.“Baiklah, tanpa dimintapun aku ingin memberitahukan cara menghadapi sihir Jiang Shi. Dulu aku hampir bunuh diri gara-gara terpedaya oleh ilmu sihirnya. Kesaktian dia benar-benar sangat berbahaya, entah apa yang akan terjadi jika Jiang Shi sudah menyempurnakan semua ilmu hitamnya!”“Sungguh, kamu mau mengajariku?” tanpa sadar Li Mei menggenggam jemari tangan Long Wan, hati pemuda itu kembali berdebar-debar tidak karuan. “Ia Mei, aku akan mengajarimu” “Terimakasih” Li Mei tersipu karena baru menyadari tingkahnya barusan.“Sayang pedang pusaka milik guru tertinggal di markas si Topeng Tengkorak, awas saja semuanya akan aku adukan kepada guruku!” “Tapi ada baiknya juga pedang itu tertinggal, Mei” “Kenapa bisa begitu?” Li Mei mengerutkan k
“Hup!” Li Mei berkelit, dan ranting yang tadi mengancam tenggorokannya hanya lewat beberapa inci dari lehernya lalu menancap pada pohon di belakangnya. “Kamu kira bisa lolos dariku!” sesosok gadis cantik jelita berdiri di hadapan Li Mei dan Long Wan.“Sumoi!” bibir Long Wan bergetar, suaranya terdengar parau karena tidak sanggup menahan rasa haru bertemu dengan adik seperguruannya. Lin Lin terlihat semakin cantik, namun tatapan matanya terlihat sangat mengerikan. Bibirnya yang merah merekah tersenyum sinis ke arah Long Wan dan Li Mei.“Aku bukan sumoimu!” ucap Lin Lin, rambutnya yang panjang terurai seakan menari-nari tersapu angin. Untuk beberapa saat lamanya, ketiga orang itu saling menatap satu sama lain. Bedanya, Lin Lin memangdang Long Wan dan Li Mei dengan tatapan amarah dan kebencian, ia seperti seekor harimau betina yang hendak menerkam dua mangsanya.“Keterlaluan, tidak tahu malu, demi wanita jalang ini kamu berani membocorkan rahasia perguruan Kuil Rajawali. Seharusnya kamu
“Dasar penganggu!” Lin Lin berkelit, dan belasan anak panah yang tadi mengincar tubuhnya hanya menancap pada pepohonan. Ketika dia menengok ke arah Long Wan Li Mei, dua orang itu sudah menghilang entah ke mana.“Serang!” terdengar teriakan anak buah Jiang Shi, mereka segera berloncatan dan mengepung Lin Lin dari segala arah. “Mengapa kalian mengangguku?” kedua mata Lin Lin mencorong dengan tajam, namun pertanyaannya tidak dihiraukan oleh anak buah Jiang Shi, mereka segera menerjang Lin Lin dengan pedang dan golok.Tentu saja kelakuan mereka membuat Lin Lin benar-benar murka. “Kalian semua harus mati!” bentaknya, tubuh Lin Lin berkelebat ke segala arah, tidak satupun senjata lawan bisa mengenai tubuhnya. Bahkan sebaliknya, satu persatu anak buah Jiang Shi berteriak kesakitan dan roboh di atas tanah dalam kondisi yang tidak bernyawa lagi.Keadaan mereka terlihat mengerikan, semua wajah dan tubuhnya menghitam terkena cakar beracun milik Lin Lin. “Wut, wut!” Lin Lin terus memainkan jurusn
“Tahan dulu, nona!” Rhu Zhi melemparkan batu tadi ke atas tanah. Akan tetapi Lin Lin yang sudah marah tidak menghiraukan permintaan ketua topeng tengkorak itu. “Wut!” Lin Lin menerjang, tidak ada pilihan lain, Rhu Zhi melayani kehendak Lin Lin.“Duk!” dua kekuatan tenaga dalam berbeturan, dan tempat itu bergetar seperti terguncang oleh gempa. Baik Lin Lin maupun Rhu Zhi sama-sama terpental ke balakang, namun keduanya mampu mempertahankan kuda-kudanya.Sejenak Lin Lin dan Rhu Zhi saling pandang, mereka saling memuji ketangguhan lawan. “Baru kali ini ada yang mampu menahan tenaga dalamku. Mengapa dalam waktu singkat dia bisa memiliki ilmu sedahsyat ini?” guman Rhu Zhi dalam hati.“Siapa kamu sebenarnya? Aku tidak pernah ada urusan denganmu” ucap Lin Lin. “Nona, namaku Rhu ZHi ketua perkumpulan Topeng Tengkorak. Sepertinya di antara kita ada kesalah fahaman, maafkan atas kelancangan anak buahku yang tadi menganggu nona, sebetulnya yang kami incar adalah Long Wan dan Li Mei!” Rhu Zhi sang
“Kamu benar-benar tidak mengetahui rahasia di balik kalung tersebut?” Li Mei menatap tajam kalung giok naga hijau yang diperlihatkan Long Wan. Long Wan menggelengkan kepala dan memasukan lagi kalung itu ke dalam bajunya.“Ingatanku di masa lalu buruk, Mei” ucap Long Wan, kedua matanya bergera-gerak lalu menatap kosong ke depan. “Mungkin karena trauma, ditambah sewaktu kecil kepalaku terbentur akibat dipukul oleh komplotan penjahat yang hendak membunuhku!”“Yang aku ingat, saat menjadi gelandangan kemudian dirawat oleh suhu dan dijadikan muridnya di Kuil Rajawali” “Ya sudah, jika kamu tidak bisa mengingatnya tidak perlu dipaksakan. Mudah-mudahan saja suatu hari nanti kamu bisa mengingat semuanya” ucap Li Mei.“Oh ya, tampaknya kamu tahu rahasia di balik kalung ini? soalnya sudah dua kali menanyakan kalung yang aku kenakan” mendengar pertanyaan Long Wan, Li Mei hanya menarik napas panjang kemudian membalikan badannya. “Entahlah, bisa ia namun juga bisa tidak” Li Mei melangkahkan kakin
“Pangchu, apa tidak berbahaya mengundang Dewi Maut ke pertuam ini?” “Benar sekali, soalnya kita belum tahu dia berada di fihak mana” Tek Hoat dan Jiang Shi saling pandang. “Dewi Maut?” Yao Guai atau yang dikenal dengan si Tongkat Setan mengerutkan keningnya. “Betul tuan, di dunia persilatan muncul wanita muda yang sangat sakti dan kejam, dia dijuluki Dewa Maut” kata Jiang Shi.“Ternyata kita sudah mulai menua, hingga bermunculan para pendekar muda yang memiliki kesaktian hebat. Contohnya dulu aku bertarung dengan muridnya Pendeta To, tidak disangka pemuda itu sangat lihai!” Yao Gua memain-mainkan janggutnya yang sudah memutih.“Bagaimana kabar Pangeran Yang Han, apakah anda sudah menemukannya?” tanya Rhu Zhi “Pangeran sudah kembali ke istana, tampaknya dia melihat gelagat yang tidak baik. Dia mengumpulkan para panglima yang masih setia untuk memperkuat pertahanan!” Yao Guai mengambil cawan arak lalu menegaknya.“Anak itu cukup cerdik juga” “Betul sekali Pangchu, dia bahkan berhasil me
Walaupun matahari sudah tergelincir ke ufuk barat, namun suasana di Gurun Gobi masih terasa menyengat. “Wuh!” Berkali-kali angin berhembus dan menerbangkan debu dan pasir. “Gurun Gobi adalah kematian!” Begitulah orang-orang menamakan tempat ini.Berbagai binatang melata dan berbisa banyak terdapat di tempat ini, seperti kalajengking, ular gurun yang pandai menyembunyikan diri dalam pasir, bahkan singa gurun yang konon lebih galak dan buas dibandingkan singa hutan pun banyak berkeliaran di tempat ini.Kata Gobi berarti ‘sangat besar dan kering’, wilayah ini banyak tipuan alam karena jalan yang dilalui bisa berubah-ubah terkena badai pasir. Yang membuat angker tempat ini bukan hanya karena kondisi alam yang ganas serta banyak binatang buasnya, namun juga banyak penyamun dan pemberontak berkeliaran. Hukum yang berlaku di Gurun Gobi hanyalah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa.Dari jauh, terlihat rombongan kafilah duduk di atas untanya yang berjalan terseok-seok di antara h