Share

5. Red Rose

Satu kapal mirip kepala banteng lengkap dengan dua tanduk tengah mengangkasa dan bersiap memasuki orbit sebuah planet berwarna kemerahan. Kapal itu berisi divisi kedua dari perompak dan pendekar bayaran Black Cows.

Jacka terlihat kesal karena gagal bertarung dengan Andromeda. “Sial. Kalian sangat bodoh. Bagaimana mungkin kalah secepat itu dari pasukan pendekar golongan putih.”

Gara-gara kalian kita gagal mendapat bayaran penuh. Padahal tugas kita hanya perlu menahan pasukan Union beberapa jam lagi sesuai perjanjian. Sampai tentara bayaran lain yang mereka sewa sampai di Kryo.”

Seluruh bawahan Jacka tidak bergeming, tak seorang pun dari mereka yang berani membantah ucapannya. Bahkan banyak dari mereka tergolek terluka parah. Keadaan pasukannya membuat Jacka semakin terlihat kesal.

Braak

Melepas kekesalan, Jacka menggebrak meja di kabin perawatan. Ia menoleh saat melihat tangan kanannya mendekat.

Kacak membisikkan sesuatu, “Kalacakra sudah tewas, ia tidak terselamatkan. Andromeda ternyata mengirim Jagau si Pedang Terbang ke Mirim.”

Mendengar laporan dari orang kepercayaannya itu, wajah Jacka memerah menahan emosi. Kepalan tinjunya terlihat bergetar karena kemarahannya semakin meluap.

Beruntung saat ini mereka berada di luar angkasa. Pria itu tidak bisa berbuat sesuka hati untuk melepas emosinya.

Ia berbicara dengan suara berat tertahan, “Kirim pesan pada Kebo Ireng. Katakan kalau adiknya telah tewas. Mulai hari ini, Andromeda dan Dewa Ruci adalah buronan bersama.”

Musuh perompak Black Cows.”

Kacak tertunduk sembari menghela napas berat. Tugasnya tidak semudah yang dikatakan. “Sial. Aku pasti akan habis dimaki-maki oleh Kebo Ireng.”

.....

Dewa Ruci tiba-tiba saja muncul dari kelebatan cahaya.

Sedang mengatur Dewa Ruci memasuki mode siluman?” Suara Letnan Jenny terdengar dari pengeras suara.

Jenny segera memerintahkan sersan Ayu untuk membuat Dewa Ruci menghilang dari radar. Bagaimanapun mereka tahu kalau saat ini tidak sepenuhnya lepas dari armada Union.

Andromeda berdiri dari kursi komando, “Segera tinggalkan tempat ini. Cari planet atau kumpulan meteor untuk bersembunyi.”

Setelah memberi arahan, Andromeda segera pergi meninggalkan ruangan. Ia memerintahkan kru mekanik untuk memeriksa kondisi kapal.

Dari interkom, seorang ahli mesin melapor, “Kita tidak akan bisa Warping untuk beberapa waktu ke depan, Kapten. Butuh banyak sumber daya energi untuk itu, sedangkan cadangan kita hanya mampu terbang dengan kondisi normal.”

Kecuali..., kita menemukan planet yang memiliki banyak material untuk diolah menjadi energi Fusi.”

Aku mengerti. Segera lakukan perbaikan, setidaknya kita harus mengaktifkan kembali pelindung kapal untuk mengantisipasi kemungkinan perang lebih lanjut.”

Semua awak kapal terlihat sibuk untuk membantu perbaikan Dewa Ruci yang kacau balau di bagian dalam, meski di bagian luar kondisi kapal masih terlihat baik-baik saja.

Banyak tanda tanya berkecamuk di benak mereka saat ini, tetapi Sang Kapten meminta semua orang untuk tetap tenang karena situasi belum sepenuhnya aman.

Suara Andromeda menggema di anjungan melalui pengeras suara, perintahnya langsung ditanggapi dengan baik oleh kedua pilot. “Bagaimana dengan kapal pengejar Union?” tanya Andromeda pada kedua pilot yang terlihat sedang dalam suasana tegang saat ini.

Belum ada tanda-tanda kemunculan musuh Kapt. Kami sedang mengusahakan untuk membawa Dewa Ruci secepat mungkin masuk ke dalam Red Rose untuk menyembunyikan diri.

Red Rose merupakan suatu wilayah awan debu di luar angkasa dan memiliki radiasi sinar x yang sangat tinggi , biasa disebut Nebula.

Ekspresi Jenny dan Ayu terlihat sangat serius. Beberapa waktu setelah mereka berhasil membawa kapal memasuki Red Rose, sekumpulan kapal perang Union muncul di titik kemunculan Dewa Ruci sebelumnya.

Seorang kapten dari kapal penghancur segera melapor, “Laksamana. Dewa Ruci tidak terlihat di radar, sepertinya mereka kembali melakukan Warping.”

Kapten itu kembali menyampaikan analisanya, “Mereka cukup cerdik melakukan Warping dalam jarak pendek dua kali untuk memberi waktu agar rute pelarian mereka tidak terlacak atau ada kemungkinan lain jika mereka bersembunyi di Red Rose”

Raut wajah Laksamana Rock terlihat memerah menahan kemarahan. Ia mengepalkan tinjunya agar tidak lepas kendali. Kegagalannya menghancurkan Dewa Ruci tentu akan mendapat sorotan khusus dari markas pusat.

Aku tidak mau tahu, mereka semua harus dihukum mati. Cari mereka sampai ke dalam Red Rose, aku yakin mereka bersembunyi di wilayah itu.”

Mendengar perintah laksamana Rock, bawahannya langsung terlihat gugup. Ia berusaha mengutarakan maksudnya, “Walau benar mereka ada di sana, wilayah itu sangat ideal bagi mereka Laksamana. Dewa Ruci dan pesawat tempur di dalamnya dikembangkan untuk pertempuran khusus. ”

Kita akan kesulitan bertempur di dalam Red Rose, tapi tidak dengan mereka. Meski Armada kita lebih banyak, hanya akan jadi puing-puing di wilayah Nebula itu.”

Mendengar perkataan kapten itu, pemimpin di kapal penghancur lain juga menambahkan, “Kapten Barito benar Laksamana. Ada jutaan meteor berukuran besar di dalam wilayah itu. Armada kita hanya akan menjadi sekumpulan sarden bagi ikan hiu. Dewa Ruci bisa muncul dari mana saja.” Kapten dari kapal lain berusaha menasihati.

Meski Laksamana tidak senang dengan penuturan bawahannya, ia tidak bisa bersikeras untuk memerintah masuk ke dalam Nebula. Rock terduduk lemas, lalu memberi perintah mundur pada armadanya. Dia terdengar sangat kesal, “Kembali ke markas pusat.”

....

Sementara itu Jenny mendapat perintah baru dari Andromeda. Setelah melaksanakannya ia kembali melapor lewat interkom, “Empat Pukat telah dilepaskan ke empat penjuru. Kita akan segera tahu jika lawan tertangkap oleh radar.”

Pukat yang mereka maksudkan adalah satelit mini yang akan dilepas dan ditinggalkan di angkasa lepas untuk melacak keberadaan suatu objek.

Jenny menoleh saat pintu anjungan terbuka, ia menatap Andromeda dan melihat ekspresi wajah sang kapten terlihat kacau.

Bagaimana sekarang Kapten? Aku sudah tidak bisa menghubungi Neo Nusantara.”

Mendengar perkataan Jenny, Andromeda menghela napas berat. Ia memikirkan anak dan istrinya yang tentu akan khawatir tidak mendapat kabar terbaru darinya.

Sepertinya Union mematikan semua jalur komunikasi Neo Nusantara ke angkasa luar. Aku dan yang lain juga sudah mencoba melakukan panggilan beberapa kali, tidak seorang pun yang berhasil.”

Hening cukup lama, semua orang di anjungan larut dalam pikiran masing-masing. Andromeda sendiri sudah berdiri diam di belakang Ayu, menatap angkasa yang terbentang di hadapan mereka.

Angkasa lepas yang terlihat berkabut dan berdebu yang disebabkan oleh awan nebula. Keheningan mulai pecah saat suara sang Kapten mengejutkan Mandala Ayu.

Laporkan status!”

Pukat tidak menangkap tanda-tanda keberadaan armada Union, Kapt. Sepertinya mereka tidak ingin mengambil resiko lebih mengikuti kita ke dalam Red Rose.”

Berulang kali awak kapal berusaha mencari keberadaan armada Union, tetapi setelah beberapa hari mereka bisa bernapas lega.

Penembak meriam plasma tertunduk lega setelah menyadari jika lawan tidak berani meneruskan pengejaran.

Wynne berdiri dari kursi penembak, ia keluar dari ruang meriam dengan bersungut-sungut, “Para pengecut itu hanya berani menyergap dari belakang.”

Sekarang apa yang akan kita lakukan Letnan?” tanya Wynne pada Kilek yang sudah berdiri di dekatnya.

Kilek mengangkat pundak dan kedua tangannya, “Menurutmu?” jawabnya kembali melempar pertanyaan.

Yang jelas kita tidak akan bisa kembali ke Neo Nusantara.”

Begitulah...,” jawab Kilek dengan ekspresi tidak acuh.

Melihat raut wajahnya saat berbicara membuat Wynne kesal, tetapi bagaimanapun laki-laki itu masih atasannya.

Walau tidak jarang ia akan berkata kasar di saat peperangan karena adrenalin dan kedekatan mereka.

Begitulah para tentara dari sekumpulan pendekar. Mereka kurang disiplin dibandingkan Satuan lain.

Hanya saja di bawah komando Andromeda, semua pasukannya masih terlihat sedikit lebih baik.

Andromeda mengangguk mendengar laporan dari awaknya. Ia terlihat kembali bersemangat saat Ayu melaporkan hal lain.

Aku sudah menemukan satu planet muda Kapt, jauh di pinggir wilayah Red Rose. Dari hasil analisa sementara, planet itu mengandung sumber daya untuk diolah menjadi sumber energi.”

Tapi dengan kecepatan kita saat ini, butuh waktu setidaknya tiga bulan untuk sampai ke sana.” Mandala Ayu mengakhiri hasil pemindaian yang sudah dia lakukan.

Alis Andromeda terangkat saat mendengar penjelasan Ayu, “Planet muda? Jangan katakan kalau itu planet primitif.”

Ayu mengangguk pelan, “Sesuai dugaanmu Kapten, memang seperti itu kenyataannya.”

Andromeda menghela napas lega, “Bawa kita ke sana,” ujarnya setelah berpikir sejenak.

Tetapi Jenny dan Ayu tampak sedikit ragu-ragu, terutama Jenny yang memberanikan diri untuk mengingatkan Andromeda. “Tapi Kapten, suatu pelanggaran berat jika kita ketahuan memasuki planet primitif. Kita bahkan akan mendapat hukuman larangan terbang ke luar angkasa untuk waktu yang lama.”

Andromeda tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dia menatap dua bawahannya dengan raut kebingungan. “Kenapa kalian menjadi sangat bodoh. Kita sudah menjadi buronan untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. Masalah kecil ini tidak bisa dibandingkan dengan yang sedang kita hadapi.

Apa kalian kira Union akan menganggap masalah Lemurian lenyap begitu saja.” Andromeda menatap iba pada kedua bawahannya. Mereka berdua tampaknya masih belum sepenuhnya menerima keadaan saat ini.

Andromeda kembali bersuara, “Sudah sangat jelas masalah planet Lemurian di arahkan pada kita sejak awal. Putusnya komunikasi Neo Nusantara juga terkait dengan masalah ini.”

Mereka tidak ada niat untuk membiarkan seorang pun dari kita hidup. Apapun yang terjadi pada Lemurian, bukti-bukti tentang itu sudah dilenyapkan dan kita adalah bagian utama dari skenario buruk yang mereka ciptakan.”

Jenny dan Ayu terperanjat saat mendengar penjelasan Andromeda. Mereka saling tatap dengan raut kaku.

Terlalu larut dalam kecemasan karena diburu oleh Armada Union, mereka jadi terlalu naif karena mengira ini semua terjadi hanya karena kesalahpahaman semata.

Dengan lesu kedua pilot mengarahkan Dewa Ruci menuju planet muda yang bernama Nasa G9.

Mereka akhirnya keluar dari anjungan setelah setelah mengatur Dewa Ruci terbang dengan Autopilot. Berkumpul dan bekerja sama untuk melakukan perbaikan kerusakan kapal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status