Share

Bab 58: Perempuan Berhati Batu

Lintang memperlambat kunyahan sepotong kue yang telah masuk ke mulut seraya menatap El heran.

“Maksud Abang apa, sih?”

Diam-diam Lintang agak jengkel pada El karena sejak kemarin terus-menerus menyudutkannya.

‘Kalau kamu bermesraan sama suamimu di depan kami, itu artinya kamu nggak menghormati aku dan Dana yang masih jomlo. Kamu keterlaluan.” El meremas gelas kertas di tangan lalu melemparnya ke tempat sampah.

Lintang melongo. Potongan kue di mulut seolah begitu sulit melewati tenggorokan meski ia berusaha menggelontor dengan tegukan teh hangat.

“Aku mengatakan ini demi membela hakku sebagai jomlo dan hak sahabatku yang belum bisa move on setelah kamu tinggal nikah.” Ekor mata El melirik Dana.

Dana bergeming. Ia sibuk menggoyang gelas dan mengunyah kue. Luka hatinya yang belum sepenuhnya kering seperti disiram air jeruk. Sakit dan pedih. Selama ini tidak ada yang tahu perasaannya selain El. Lelaki itu lebih dari teman kerja. Ia sahabat sekaligus musuh dalam satu tubuh.

Lintang men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status