Share

31. Ingin rujuk

Aku terdiam mendengar ucapan Santi. Dia yang tadinya lembut kembali berkata dengan nada tinggi. Hormon pada ibu hamil memang tak stabil. Tapi dia benar, aku selaku kepala rumah tangga, harusnya lebih giat lagi mencari nafkah untuk mereka, bukan justru menyuruhnya bekerja.

Kepalaku terasa begitu penat. Pusing dan berdenyut. Aku memejamkan mata sebentar sambil mengurut keningku. Sekarang, tanggung jawab rumah tangga sepenuhnya ada padaku. Pening sekali memikirkannya. Apalagi aku harus mulai menabung untuk biaya lahiran Santi. Anak yang dikandungnya, anakku juga. Ah, aku harus mulai dari mana?

Aku membersihkan sisa-sisa makanan Santi diatas meja. Aku harus lebih bersabar padanya, tidak boleh marah-marah. Mungkin dia stress juga dengan kehamilannya. Aku harus terima semuanya, kelebihan serta kekurangannya. Mungkin ini karmaku karena telah menyia-nyiakan Winda. Aku menyesal, memang benar, penyesalan itu selalu datang terlambat. Dan karena hal itu aku tak bisa memperbaiki semuanya.

***

Pag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status