Share

49. Tes DNA

Aku merasa gengsi padanya. Aku beranjak untuk mencari pinjaman. Pasti bapak akan membantuku meskipun aku akan dimaki-maki terlebih dahulu. Dari pada harus dibantu oleh dia.

"Rendy, tunggu Ren! Yang penting nyawa istrimu selamat dulu! Ini perkara hidup dan mati. Aku bersedia menanggung semua biaya rumah sakit ini," tukasnya lagi mencegat langkahku.

"Jangan kau pentingkan egomu sendiri, tapi kau mengabaikan keselamatan mereka. Dua nyawa Ren, sang ibu dan bayinya, kau tidak mau kehilangan mereka, bukan?"

Aku terdiam. Ya, dia memang benar. Ada yang lebih penting dari sekadar ego.

"Mas, terimalah bantuan Mas Anjar, kasihan Santi dan juga bayinya, mas," Winda ikut menimpali.

Aku memandangnya dengan penuh rindu, ah, kenapa dia jadi makin cantik setelah bercerai denganku. Kuembuskan nafas dalam-dalam, untuk menenangkan gejolak di hati.

"Baiklah," ucapku menyetujuinya.

Kami kembali masuk ke dalam rumah sakit. Dan lelaki itu membayar semua biaya administrasinya, lunas.

Santi pun segera diba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status