Share

Bab 42

Setelah lelah berfoto kami pun tertidur dan terbangun dengan suara alarm di ponsel. Ah untunglah tak ada panggilan telpon dari majikanku di kamar sebelah. Kulirik jam di ponsel yang menunjukkan angka 10.00. Masih banyak waktu sebelum salat Dzuhur dan makan siang.

“Yu, kok orang-orang di bawah kayak yang hormat gitu ya sama keluarganya Ummi.” Aku mengemukakan rasa penasaran pada sahabatku.

“Ya karena ini hotel punya keluarga majikan kita.” Ayu menjawab kalem.

“Seriusan? Masya Allah. Ummi itu rendah hati banget ya. Beliau tak arogan pada kita yang hanya khadimatnya. Padahal keluarganya tajir melintir.”

Ting!

Ting!

“Berisik. Perasaan dari tadi notifikasi di hape kamu bunyi terus kayak orang penting aja.”

Aku mengecek posnelku dan terbelalak saat mendapati postinganku diserbu netizen. Ayu melongok ke ponselku dengan antusias, rupanya dia menyadari sesuatu.

“Wow! Postingan kamu jangan-jangan bakal viral xix
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status