Share

Bab 51

"Mas ...." Indri masih terpaku.

"Ayo!" Pria itu mengajak Indri lagi.

"Mas, kenapa kamu ada di sini?" Seolah tak mendengar ajakan pria itu, Indri belum juga beranjak dari tempatnya berdiri.

"Sudahlah, ceritanya nanti saja." Fabian mengusap air mata di pipi wanita cantik itu. "Coba tunjukkan jalannya!" Fabian mengulum senyuman.

Indri yang masih mendongak, beralih pandangan jauh di ujung jalan. Setelah itu, dia mengangguk. Mereka bergandengan, ada rasa yang menggetarkan hati. Indri sadar, tak seharusnya dia membiarkan lelaki itu terus menggenggam tangannya. Mereka bukan suami istri.

Sampai di depan dua makan kecil dengan batu bertuliskan nama, Indri berjongkok mengelus pusara hitam di sana. Fabian ikut berjongkok dan membersihkan makam yang terdapat dedaunan kering.

"Ini putra-putramu, Ndri? Pasti mereka sudah bahagia di sana. Jangan bersedih, kelak kalian pasti bisa bertemu lagi. Meski sudah berbeda cerita."

"Iya, Mas. Aku tahu, aku tidak boleh berhenti di tengah jalan. Aku harus m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status