Share

Bab 547

Kegelapan malam membuat malam itu terasa dingin dan sunyi. Jantung Winda berdetak sangat kencang, rasa takut menyelimuti dirinya. Di tengah situasi seperti ini, rasa sakitnya juga sudah tidak begitu terasa.

“Ternyata kamu nggak ada bedanya dengan perempuan biasa, kalau begitu kenapa kamu berani menyinggung aku?” ucap pria itu dengan nada bicara yang dingin dan mengancam. “Dengan mengandalkan keluarga Atmojo dan juga keluarga Pranoto di belakangmu, kamu kira kamu bisa menjalankan semua hal sesuka hatimu?”

Pria itu tertawa menghina, tiba-tiba saja pisau buah yang ada di tangannya semakin ditekan ke leher Winda. Winda langsung merasakan tusukan benda tajam di lehernya dan darah hangat yang mengalir keluar dari tulang selangka ke pakaiannya.

Winda menahan rasa sakit yang muncul, sambil sekuat tenaga menarik kepalanya mundur untuk menjauh dari pisau tersebut.

Merasakan pergerakan Winda, pria itu langsung mencubit perempuan itu lebih keras lagi, seolah hendak meremukkan tulangnya. “Aku berit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status