"KEDIAMAN KELUARGA VEDROW"
Belle bersama keluarga kecilnya duduk di ruang tamu dan sepertinya sang ayah sedang membahas sesuatu yang sangatlah penting.
"Ayah dan ibu akan pindah ke liar negeri untuk add suatu pekerjaan." Ucap Mr. Ved.
"Luar negeri? Lalu, bagaimana dengan diriku?" Belle sangat terkejut atas pernyataan dari ayahnya.
"Kau bebas memilih pilihan hidupmu sendiri, ayah tidak akan mengekangmu lagi." Ucap Mr. Ved yang tak seperti biasanya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Ibu Ayah?"
"Belle, kami tahu kau memiliki mimpi yang sangat besar di jenjang karirmu. Maka, kejarlah karirmu." Timpal sang ibu.
"Ibu, apakah ada hal yang kalian sedang sembunyikan dariku?"
Ayah dan ibunya menggeleng, sebagai tanda tidak ada hal yang mereka sedang rahasiakan.
"Sudah saatnya, ayah meninggalkan kehidupan yang suram ini. Ayah sudah banyak mengecewakanmu, maafkan ayah.." ucap Mr. Ved.
"Belle, kau harus berjuang untuk kehidupanmu sendiri. Kau adalah anak satu-satunya di keluarga ini, jadilah wanita kuat." Ucap Mrs. Vid.
Seluruh barang sudah dipersiapkan untuk keberangkatan ayah dan ibu Belle.
"Ayah sudah siapkan kau tempat tinggal yang lebih layak. Kau tidak perlu lagi membayar sewa, karena ayah sudah membayar lunar rumah yang berada di pinggiran kota A." Mr. Ved memberikan sebuah kunci rumah pada Belle.
Saat mereka turun dari anak-anak tangga rumah susun, sebuah bus mini sudah berada di loby utama.
Pagi-pagi sekali, Belle dibangunkan dari tidur nyenyaknya hanya untuk hal ini.
"Aku akan mengantar ayah dan ibu!"
"Tidak, kami sedang bergegas untuk mengejar pesawat pertama pagi ini. Kau sebaiknya bersiap-siap untuk bekerja."
"Belle, kau juga sudah bisa mulai menyicil mobil kecil untuk dirimu sendiri. Ayah dan ibu hanya dapat meninggalkan rumah kecil itu untukmu." Ucap Mrs. Ved.
Mereka berpelukan sebelum keberangkatan kedua orang tuanya. Belle masih sangat bingung dengan kepergian kedua orang tuanya. Namun, ayah dan ibunya menerangkan bahwa mereka pergi ke luar negeri untuk pekerjaan yang jauh lebih baik.
Akankah hal itu benar adanya, sama seperti yang mereka katakan...
***
"PERUSAHAAN TIGER GROUP"
Belle pergi bekerja dengan susah hati, ia masih tidak mengerti dengan keputusan kedua orang tuanya pergi jauh. Namun, Belle hanya memikirkan bahwa ayahnya sedang berusaha menjadi ayah yang lebih baik. Hal itu sedikit menghibur keresahan Belle saat ini.
"Belle, tuan CEO memanggilmu ke ruangannya!" ucap seorang rekan kerja Belle.
Belle bergegas untuk pergi menemui Jordan. "Apa lagi yang ingin dilakukan bajingan ini.."
Setiap kali diperhadapkan dengan Jordan, Belle menjadi sedikit waspada.
~ ~ ~
Knock knock...
Belle mengetuk pintu sebelum ia masuk, dan seorang sekretaris seksi membukakan pintu baginya.
"CEO sudah menunggumu." Ucap sekretaris seksi itu lalu pergi dari hadapan Belle, dan tanpa sengaja Belle melihat kancing atas si sekretaris seksi itu terbuka.
Rasa curiganya akan apa yang telah terjadi, hanya bisa ia pendam sendiri.
"Tuan memanggilku?" ucap Belle berdiri di hadapan Jordan, dan keduanyapun saling menatap satu sama lain.
"Kau dipecat!" Ucap Jordan dengan sorot mata yang menatap Belle tajam bak elang.
Belle menelan ludah, dan ia bingung apa lagi kesalahan yang sudah ia perbuat.
"Baik tuan, jika itu keputusan dari tuan." Balas Belle tanpa protes, karena bersikap tetap tenang adalah pilihan yang harus Belle lakukan.
Hmm.. Jordan tersenyum picik, dan bersandar di kursi kerjanya sembari memutar-mutar kursi tersebut.
"Pergilah sekarang, dan jangan pernah muncul di depan mataku lagi!" Jordan mengusir Belle secara terang-terangan.
"Apakah setelah ini, tuan akan melepaskanku?" Tanya Belle lagi.
Jordan pun tertawa lepas, "kau sangat lugu, Izabelle.. sejak kapan aku serius dengan ucapanku? Bagiku, kau hanyalah anjing penurutku. Tubuhmu sudah tidak menarik lagi bagiku.." ucap Jordan, tentu saja ucapan itu seakan tombak yang menusuk hingga ke ulu hati Belle.
"Terima kasih telah menggunakan jasaku sebagai pemuasmu tuan. Setidaknya, tubuh ini sudah pernah berguna bagi tuan." Ucap Belle menahan rasa sesak di dadanya.
Belle bagaikan habis manis sepah di buang, habis sudah madu dan tersisa pun hanya harga diri yang begitu rendah.
"Pergilah, dan jangan pernah muncul di hadapanku!" Bentak Jordan scera tiba-tiba. Jordan terlihat sedang memendam amarahnya pada Belle, namun hal itu ia lampiaskan sesuka hati tanpa ada penjelasan sedikitpun.
"Aku permisi pamit." Belle berpaling dan berjalan menuju ruangan kerjanya.
Mengemasi barang-barang miliknya, lalu bergegas untuk pulang.
"Setidaknya aku memiliki banyak waktu untuk berkemas ke rumah baru.." ucap Belle yang berusaha menghibur hatinya.
...
Belle melangkah keluar, dan sejenak memandangi gedung tinggi yang telah menghidupkan namanya kurang lebih selama satu tahun terakhir ini.
"Nona Izabelle, ini berkas-berkas milik nona." Ucap seorang kepala divisi yang selama ini menyukai Belle.
"Terima kasih, tuan." Jawab Belle yang berusaha menutupi kesedihannya dengan tawa palsu.
"Tetap semangat nona Izabelle."
"Terima kasih."
Belle melangkah pergi dan ia pulang menggunakan taksi.
***
Belle tiba di rumah susun lamanya, dan berbaring untuk yang terakhir kalinya.
Seluruh barang-barang sudah dipindahkan ke rumah baru mereka, dan Belle hanya membawa sebagian dari sisa pakaiannya.
Belle akhirnya menangis di dalam kesendiriannya, hari ini sungguh sangat melelahkan dan menyakitkan bagi Belle.
Selain kehilangan pekerjaan, Belle juga harus menerima ucapan hinaan dari Jordan.
"Apakah aku sehina itu di matanya.." isak Belle, dan air mata yang sudah sekian lama ia tahan akhirnya tumpah deras.
Menangis dan terus menangis dalam kesendiriannya.
Tak ada tempat bagi Belle untuk mengadu dan berkeluh kesah. Semua ia hadapi seorang diri, bahkan kedua orang tuanya pun tidak pernah tahu semua hal yang telah Belle alami. Mereka pun tidak seharusnya tahu, Belle tidak ingin kedua orang tuanya kecewa padanya.
"Aku hanyalah wanita hina dan kotor... harggkkk" Belle menjerit di tengah suara music yang ia hidupkan. Sehingga teriakannya tak terdengar oleh para tetangga yang lain.
Kelelahan menagis, Belle pun terlelap hingga malam hari.
... ...
Belle terbangun hanya karena suara alarm ponselnya.
"Sudah berapa lama kau tertidur.." ucap Belle dan bangkit dari atas tempat tidur lamanya.
Apapun yang telah terjadi, tentu tidak dapat diubah lagi. Belle tidak ingin menyesali keputusannya untuk menjual harga diri pada Jordan, ia hanya sedang berjuang untuk kebebasan ayahnya.
Meskipun tindakannya tidak dapat dibenarkan, Belle juga harus tetap berjuang untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya.
Belle kembali mengumpulkan niat juga semangat barunya. Karena walau bagaimanapun Belle harus tetap melanjutkan hidupnya dan berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
"Ayah, Ibu aku akan menjadi wanita yang kuat.."
Tekat Belle kuat, ia tidak ingin lemah lagi dan terus hidup dalam kemiskinan.
****
... ...Belle menjalani kehidupan barunya sebagai seorang guru les private bahasa asing. Ia memulai segalanya dari nol, dan meskipun penghasilan yang ia dapatkan tidaklah besar. Belle harus tetap maju dengan hal yang masih bisa ia lakukan.Kediaman baru keluarga Belle dijadikan sebagai tempat usaha les private sekaligus. Selain itu, Belle juga membuka jasa penerjemah bahasa secara lisan maupun tulisan. Perjuangan Belle tidaklah mudah, Belle harus melakukan promosi besar-besaran agar mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi....Belle sedang mengerjakan terjemahan yang ia terima dari para pelanggan mahasiswa perkuliahan. Beruntung lokasi usaha yang ia miliki terletak tak juah dari area kampus dan juga sekolah. Sehinga pelanggannya lebih banyak anak-anak muda-mudi.Saat istirahat, Belle menonton televise dan melihat isi berita dari luar negeri sebagai penambah wawasan. Wanita cerdas seperti Belle memang tidak pernah puas untuk belajar, itulah kelebihan yang ia miliki.Dalam berita
... ...Andrew menggeleng tak percaya atas apa yang telah ayahnya katakan sore hari ini."Tidak mungkin.. bagaimana mungkin ayah begitu tega membunuh ayah dan ibu sahabat berhargaku!" Andrew menaikan nada bicaranya.Plak! Satu tamparan menghantam wajah tampannya."Hanya karena gadis miskin itu, kau berani membentak ayahmu sendiri! Kau memang sudah tertular sifat miskin dari keluarga mereka!""Keluarga miskin? Bukankah ayah yang menyebabkan kebangkrutan pada keluarga paman Vendroe..""Karena ayahnya hanya tahu berjudi dan menghabiskan uang. Rumah itu sudah menjadi gudang barang bisnis ayah. Kau jangan coba-coba ikut campur!" Peringat Mr. Carpio."Ayah... mengapa ayah begitu kejam... tidakkah cukup bagi ayah membuat kehidupan mereka sulit..""Apakah otakmu sudah bergeser, Andrew? Harus berapa kali ayah terangkan, jika Vedroe memiliki hutang yang sangat banyak!""Andrew, berhentilah membela sesuatu yang kau sendiri tidak tahu jelas!" Timpal Mrs. Carpio, ibu dari Andrew.Mrs. Caprio"Tapi
Dengan sikap dingin dari Belle, ternyata mampu membuat seorang Jordan merasa gelisah dan kian penasaran. Sikap Belle yang terlihat angkuh ketika berhadapan dengan Jordan, tak ada wanita yang berani seperti itu pada seorang Jordan Heron..."Mansion Kediaman Jordan Heron""Paman, apakah Jordan sudah bermain dengan wanita baru lagi? Sepertinya, Jordan sudah mulai sulit untuk kukendalikan." Ucap Ryona pada Mr. Jodhy, ayah dari Jordan."Bukankah kau sudah sekian lama berhubungan dengannya, bagaimana bisa kau tidak tahu semua sifat-sifatnya!""Yah paman. Tapi sikap Jordan sedikit aneh belakangan ini.." ucap Ryona gelisah.Ryona adalah tunangan dari Jordan. Mereka bahkan sudah berpacaran sekian lama, namun Jordan sebenarnya tidak benar-benar ingin menikahi Ryona."Siapa yang ingin kau kendalikan?" ucap Jordan yang turun dari anak-anak tangga."Jordan? Ah, aku hanya ingin tahu, mengapa kau bersikap aneh.." ucap Ryona yang masih terkejut dengan kehadiran Jordan."Tidak ada satupun yang dapat
..."Hei pria kecil, ini adalah wanitaku! Kuharap kau jangan muncul lagi dihadapanku!" Ketus Jordan.Andrew bangkit dari tempat ia terjatuh sembari menyentuh area wajah bekas pukulan dari Jordan. Andrew mulai menyadari bahwa Jordan ialah Jordan Heron, sang CEO tampan juga arrogant."Izabelle, kukira kau wanita yang paling jujur. Tapi ternyata hal sepenting ini kau bahkan sembunyikan dariku!" Ucap Andrew penuh kecewa lalu berbalik pergi."Ini hanya peringatan kecil bagimu. Jangan sampai aku melibatkan seluruh anggota keluargamu!" Ucap Jordan penuh dengan aura ancaman.Belle terdiam dan tidak mengatakan sepatah katapun.Jordan menarik tangan Belle menuju ke dalam mobil miliknya tanpa mengatakan apapun.***"Masih berani merayu pria lain di belakangku?" ucap Jordan, namun Belle hanya diam saja."Izabelle, aku salah telah meremehkan dirimu! Jangan pikir aku akan melepaskanku begitu saja.""Apa lagi yang kau inginkan, tuan Jordan? Bukankah diantara kita sudah berakhir? Mengapa kau masih me
"Mansion Kediaman Jordan Heron"Beberapa orang suruhan dari Jordan menghantarkan Belle hingga tiba di area loby utama mansion. Belle benar-benar terperangah dengan kekayaan Jordan, namun saat ini bukan waktunya untuk kagum pada kekayaan mansion. Belle harus segera menyelesaikan tujuannya."Selamat datang Nona, tuan muda sudah menunggu di taman belakang." Ucap salah seorang pelayan, lalu mengantar Belle menuju taman belakang dan juga terdapat sebuah kolam renang pribadi di sana....Para pelayan langsung meninggalkan Belle di sana, dan menutup kembali pintu demi pintu menuju taman maupun kolam renang pribadi milik Jordan.Jordan hanya mengenakan celana lapisan dalam, dan telanjang dada. Sembari meletakan batang rokok di tangannya, dan menyeringai ke arah Belle.Sembari meletakan batang rokok di tangannya, dan menyeringai ke arah BelleBelle mengepal kedua tangannya, lalu melangkah ke arah Jordan."Tuan Jordan.." Belle tidak ingin menatap ke arah Jordan, ia sangat membenci pria yang ada
Tanpa diduga-duga, CEO tersebut ialah putra dari Mr. Carpio, saudara kandung dari Andrew, sahabat baik Belle.Azkha Carpio, kakak lelaki pertama dari Andrew Carpio."Itu adalah foto keluargaku, dan ini adalah adikku satu-satunya. Kami sangat jarang bersama, dan aku pun baru saja kembali dari Korea untuk menyelesaikan pendidikan manajemen bisnisku."Mendengar hal itu, Belle melemas namun ia tidak boleh lemah. Karena pria yang terlihat baik ini juga terlibat dalam kasus pembunuhan ayahnya dan juga yang telah merampas hak ayahnya. Itulah yang ada di pikiran Belle saat ini."Nona Belle, kuharap kerjasama kita akan berjalan baik."***"Apartemen kediaman Jordan Heron"Jordan dengan sengaja menyediakan apartemen khusus untuk pertemuannya bersama Belle."Bukankah tuan bilang mereka yang merampas milik ayahku, mengapa tuan CEO Azkha terlihat tidak mengenaliku?""Tentu saja, karena yang terlibat ialah ayahnya. Namun, perlu kau ketahui, Azkha adalah anak kesayangan dari Mr. Carpio, kau bisa men
... ..."Mansion Kediaman Jordan Heron""Kau seharusnya berterima kasih padaku, karena aku cukup memahami kesibukan seorang Manager." Ucap Jordan yang sedang berbincang dengan Belle, melalui Video Call.Belle:"Jika tuan Jordan sedang menginginkan kehadiranku, maka dengan senang hati aku akan datang.." balas Belle dengan senyuman sensualnya.Jordan: "Kau hanya besar bicara." Ucap Jordan dengan tersenyum menyeringai.Belle: "Sungguh?" Belle perlahan menurunkan tali tank top yang sedang ia kenakan. Benar saja, Belle tidak sedang tidak mengenakan bra, dan semua payu darahnya hampir terekspos dengan sempurna.Jordan membenarkan cara duduknya dan memandangi sekeliling untuk memastikan tidak ada yang masuk. Jordan berjalan menuju pintu kamar miliknya dan mengunci pintu.Belle: "Dasar pria mesum!" ucap Belle mengejek Jordan dan ia pun tertawa geli melihat ekspresi dari Jordan.Jordan: "BAiklah, buat aku puas hanya dengan perbincangan kita malam ini." Jordan menantang Belle untuk melakukan hal
Jordan sangat geram atas apa yang Mr. Carpio katakan mengenai dipilihnya Belle sebagai seorang manager. Meski begitu, Belle hanya berusaha untuk tetap bersikap tenang dan ingin gegabah. Namun, Jordan sudah terlanjur berucap mengenai hubungan palsu mereka di hadapan orang lain.Jordan mengendarai mobil milik Belle, dan memerintahkan bawahannya untuk pulang terlebih dahulu."Sikap Carpio sangat membuatku rendah dengan pilihanku." Ucap Jordan yang masih merasa geram."Aku baik-baik saja, dan semua pasti bisa kuatasi." Ucap Belle.Jordan menyeringai, "tentu saja kau harus bisa. Namun, dengan meragukan posisimu, sama saja menganggapku remeh dan kecil.""Apakah hal itu yang tuan cemaskan?" Belle menatap ke arah Jordan."Of course. Tidak perlu membawa ke perasaan apa yang kulakukan. Ingat baik, semua kulakukan karena reputasiku."Belle pun menyeringai, "aku tidak akan membawa ke perasaanku, karena semua hanyalah untuk menjaga reputasi tuan Jordan. Tenang saja, aku akan membuat Carpio kalah t