Share

Bab 45 Renggang

Senyap. Rumah berukuran sepuluh meter kali delapan meter itu, tak terlihat adanya aktivitas di dalamnya. Sang empu terbelenggu di dalam kamar masing-masing, terjerembab atas pikiran buruk yang semakin menyita perhatian. Tak ada yang menuruni egonya, membiarkan suasana terus memanas tanpa ada kejelasan yang tepat dari masalah tersebut.

Pramudita duduk di tepi ranjang tidur, jari-jarinya saling tertaut. Saat itu pikiran terus terpaku pada wanita yang berada di ruangan samping kamarnya. Rasa hati ingin mengambil ponselnya lantas mengirimkan pesan untuk wanita itu. Bertanya tentang keadaan malam ini. Lewat tengah malam, matanya tak ingin terpejam.

"Apa yang sedang Enggar lakukan di kamarnya ya?" Pramudita mengacak-acak rambutnya. "Apa mungkin dia sudah tertidur pulas? Bagaimana cara dia tertidur pulas tanpa memikirkan beban?"

Ia menjatuhkan diri dengan tangan terlentang, menatap langit-langit kamar. Embusan napas terasa berat dan kasar. Pikiran masih terpatri atas buket bunga tanpa tahu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status