Share

Bab 50 Jika Kita Berpisah

Siang itu panas cukup terik, tak seperti hari sebelumnya. Dengan perasaan sendu menyelimuti hati, Linggar berjalan seorang diri di trotoar dekat toko kuenya. Tangan kanan membawa kantong plastik hitam, sengaja mencari makan siang untuknya dan beberapa karyawan di toko.

Ada hal yang mengganjal di dalam hatinya, terlebih dari sarapan hingga berangkat kerja tak ada sepatah kata punya gambaran keluar dari bibirnya dan juga bibir Pramudita. Mereka terkesan saling acuh dan tidak peduli, padahal satu sama lain saling memikirkan.

"Apa mungkin pertanyaan kemarin terlalu menyinggung perasaan Mas Pram?" Linggar membuang napas, kemudian langkah kakinya terhenti sejenak. "Aku rasa tidak, memang mestinya Mas Pram harus mencintai aku sebagai istrinya."

Wajahnya kusut dan tak begitu bersemangat seperti hari-harinya biasanya. Bahkan ia memilih berteduh di bawah pohon trembesi dekat trotoar. Termangu dengan seorang diri, ia berharap hubungannya dengan Pramudita segera membaik. Selama bersama mereka ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status