Share

Bab 25

Tatapan itu masih sama seperti dulu. Tampak garis senyum terukir disana, walau aku tahu pasti itu bukanlah senyuman. Pembawaan wajah yang proporsional sehingga walau tidak sedang senyum pun, ia akan tetap terlihat seperti sedang tersenyum.

Tak heran, dulu banyak wanita cantik yang mengejarnya. Ah, sudahlah … tak ingin mengingat masa-masa itu.

Segera ku alihkan pandangannya dengan segera. Pun dengannya. Segera mengalihkan netra nya ke langit-langit ruangan ini tepat pada lampu kristal yang menggantung dihadapannya.

Sisil memandang ku sesaat, lalu bergantian menatap lelaki tadi. Aku hanya menundukkan wajah ku, seolah tak terjadi apa-apa. Memainkan benda pipih canggih ini menjadi pilihan tepat untuk mengurangi detak jantung yang berpacu sangat cepat.

“Selamat siang juga! Baik Pak, tak masalah. Karena kita juga baru memulainya tujuh menit lalu,” Sisil memulai mengurai waktu yang sempat terhenti tadi.

Aku menarik napas dengan lega, semoga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status