Share

Bab109

Mbah Ruti semakin menangis, iya benar-benar pasrah dengan keadaannya. “Arumi Maafkan ibumu ini, ibu sudah berusaha sebaik mungkin untuk menebus kesalahan ibu dan bapakmu. Kami sudah mencoba membahagiakan anakmu, tapi sepertinya apa yang kami lakukan tak cukup membuatnya bahagia. Apakah kesalahan kami tidak bisa dimaafkan sampai kapanpun?” gumam Mbah Ruti.

Hanna berlari ke kamarnya, mengunci diri di kamar, lalu menangis di atas ranjang, dan menutup wajahnya dengan bantal. Ia ingin sekali berteriak, andai saja dia berada di hutan saat ini mungkin dia sudah teriak sangat kencang layaknya Tarzan.

“Kenapa? Kenapa hidup ini sangat kejam padaku? Kenapa hidup ini tak pernah adil bagiku? Kenapa selalu penderitaan, rasa sakit dan kecewa yang menghampiriku? Ya Tuhan apa tidak ada kebahagiaan sedikitpun di dunia ini untukku?” ucap Hana di tengah tangisnya.

Hanna membuka bantal yang menutupi wajahnya, menatap langit-langit kamarnya dan terus menangis tanpa henti. “Tuhan kebahagiaan apa yang kau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status