Share

Bab 7. Transaksi Bercinta?

Bukannya terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Neil, Shania justru tertawa mengira jika Neil sedang melemparkan lelucon murahan padanya.

"Kamu gigolo? Hei ... usiamu masih sangat muda, bagaimana mungkin?" Sedang mabuk, lalu Neil berkata seperti itu, membuat Shania geli dan terus tertawa. Neil hanya bisa mengembuskan napas dengan berat, ya sudah kalau tidak percaya, pikirnya.

"Aku mengatakan yang sebenarnya, jika kamu ingin mencari pria hanya untuk membalas perbuatan suamimu, maka aku orang yang tepat," kata Neil. Tidak akan mungkin ia membiarkan Shania jatuh ke tangan pria lain. Dia tertarik dengan wanita yang tengah mabuk dan meracau tidak jelas sejak tadi, jadi bagaimana mungkin merelakan Shania ada di dalam pelukan laki-laki selain dirinya?

Shania terkekeh geli mendengar ucapan Neil, ia menganggap Neil itu sama mabuknya dengan dia. 

"Kamu juga pasti sedang mabuk, sekarang bantu aku berdiri, kita akan bersenang-senang di bar, Bocah! Ayo bantu aku!" Shania mengulurkan satu tangannya, meminta agar Neil membantunya berdiri lalu memapah tubuhnya yang sudah sempoyongan. 

Terpaksa Neil memanggil taksi, dia tidak mungkin memapah seorang wanita mabuk sembari berjalan kaki menuju ke bar tempatnya bekerja. Tak perlu menunggu lama, sebuah taksi melintas di hadapannya, lalu Neil membantu Shania masuk ke dalam taksi. 

"Bocah, apa kamu tahu berapa tarif pria bayaran yang bisa bercinta denganku satu malam saja?" Shania kembali mengoceh tidak jelas di dalam taksi, karena kesal ... Neil pun membungkam mulut Shania dengan sebuah ciuman, cukup lama dan dalam, awalnya Shania dibuatnya terkejut setengah mati.

"Kamu ... sekali lagi melakukannya–”

“Ya, sekali lagi mengoceh tidak karuan sedangkan kita berada di dalam kendaraan umum, maka aku tidak akan segan mengulanginya, kamu paham?” ucap Neil dengan santai tanpa merasa bersalah sedikit pun pada apa yang baru saja ia lakukan terhadap Shania.

Neil tidak peduli jika tadi ia baru saja mencium seorang wanita yang sudah bersuami, lagi pula hanya mencuri sebuah ciuman saja tidak akan membuat wanita di sampingnya kehilangan harga diri. Sebelumnya, Shania juga sudah mengambil satu kecupan manis dari bibir Neil, jadi pemuda itu menganggapnya impas!

Shania menepuk-nepuk kepala Neil, lagi-lagi pemuda itu menjadi sasaran kekesalannya setiap kali ia teringat dengan ucapan Thomas padanya di restoran.

“Ya Tuhan, Dok! Sekali lagi kamu memukul kepalaku, aku benar-benar akan memperkosamu di dalam taksi ini!” seru Neil. Supir taksi yang melihat kedua orang di kursi belakang hanya bisa menggelengkan kepala. Dasar orang mabuk! Pikirnya.

Sial memang nasib Neil, di klub malam ia terpaksa menemani Shania. Wanita itu benar-benar ingin mabuk sampai tidak sadarkan diri sepertinya. Sudah tiga kaleng bir ia minum, tidak biasanya Shania meminum minuman beralkohol selama ini.

Tetapi, malam ini adalah sebuah pengecualian bagi Shania, hatinya benar-benar dibuat patah oleh Thomas.

Sembari menangis, sesekali ia memukul dada Neil, lalu memeluk pemuda itu, kemudian menggigit pergelangan tangan Neil. Marion hanya bisa tertawa melihat tingkah wanita yang dikiranya adalah pelanggan Neil.

Baru menjadi calon pelanggan, catat itu!

Mereka berdua belum melakukan transaksi sama sekali.

“Hei, sepertinya kamu begitu sabar menemani wanita ini,” ujar Marion saat wanita cantik berusia 40 tahun lebih itu berada di samping meja Neil dan Shania.

“Itu—”

“Carikan aku pria yang bisa memuaskanku,” racau Shania membuat Marion mengernyitkan keningnya. Di sebelah Shania sudah ada seorang pria, mau pria model seperti apa lagi? Di klub malam, Neil sudah yang paling terkenal dan banyak yang tergila-gila padanya.

“Nona, hmm … di sebelahmu sudah ada seorang pemuda. Apa kamu tidak tertarik dengannya?” 

“Hah? Tidak, tidak, dia masih terlalu bocah. Aku … ingin yang lebih matang dan berpengalaman!” Kedua mata Shania terlihat sayu, bisa dipastikan sebentar lagi wanita itu pasti tidak sadarkan diri, wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

“By the way, pemuda di sampingmu itu adalah yang paling berpengalaman dari semua host dancer di klub malam ini. Kamu tidak mau mencobanya?” Marion masih mencoba mempromosikan Neil di depan Shania.

Shania memiringkan kepalanya, lalu tertawa saat melihat wajah Neil. 

“Okay, berapa harganya semalam?” Sudah tidak tahu lagi apa yang dibicarakan, Shania merogoh sesuatu di dalam tas, “Ini kartu kreditku, aku bayar … sekarang!”

Neil menggosok ujung hidungnya, apa rasanya bercinta dengan wanita mabuk?

“Ma’am, aku tidak mungkin bercinta dengan wanita mabuk. Apa–”

“Diam kamu, Bocah! Aku sudah setuju untuk dilayani olehmu, jadi … malam ini kamu adalah milikku!”

Bruk!

Kepala Shania terjatuh di atas meja, Neil hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Shania saat ini. Ia pun melirik Marion, seakan meminta pendapat apa yang harus dilakukan olehnya terhadap Shania yang sudah tidak sadarkan diri.

“Bawa saja ke hotel, bukankah dia meminta dilayani olehmu?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status