Share

Bab 5. Raja Opulent

"Bukannya kamu dekat sama Tuan Muda Mario?" tanya Vanessa. "Keliatannya dia suka kamu, Angel. Kenapa kamu nggak manfaatin aja?"

Wajah Angeline memerah. Dia menatap Leroy yang masih membersihkan kaki ibunya.

Vanessa tahu, Angeline sedang melirik Leroy. Dia lantas berkata, "Ngapain kamu ngeliatin Leroy? Kamu berharap dia bisa bantu kamu, hah?! Jangan berkhayal, Angel! Kamu lupa? Suami nggak guna kamu ini cuma bisa diem aja."

Leroy tidak peduli dengan hinaan Vanessa. Dia justru iba mendengar Angeline berkeluh kesah. Dia juga penasaran. Sebagai seorang suami, sudah pasti Leroy sangat ingin membantunya.

"Heh, Roy! Kok berhenti?!" tegur Vanessa.

Leroy mengabaikan Vanessa. Dia berdiri, lalu berjalan mendekati Angeline.

"Sebentar lagi akhir bulan. Kamu kurang berapa target bulan ini?" tanya Leroy dengan nada khawatir.

"Ngapain tanya-tanya? Aku kasih tau ke kamu pun nggak ada gunanya. Kamu nggak bakalan bisa bantu."

Angeline merespon pertanyaan Leroy dengan nada tinggi dan tatapan merendahkan.

Leroy menarik napas, lalu menjawab, "Aku emang nggak bisa bantu kamu. Tapi, siapa tau aja teman-temanku bisa. Jadi, berapa banyak kekurangan target kamu?"

Angeline sontak tertawa. "Ha! Ha! Ha!" Dia berdiri. "Rp500 juta. Yakin temen kamu bisa bantu?"

Angeline tidak memedulikan Leroy lagi. Dia berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

***

Setelah selesai mencuci kedua kaki mertua, Leroy kembali ke kamarnya di lantai satu dekat dengan dapur dan kamar pelayan. Sebenarnya, ruangan itu bukanlah sebuah kamar tidur, melainkan hanya ruang perabotan yang disulap Leroy menjadi kamar tidur.

Di kamarnya hanya terdapat karpet bulu sebagai alas tidur pemberian salah satu pelayan dan satu lemari pakaian yang tidak besar.

Diam-diam, Leroy menghubungi seseorang.

"Tuan Muda, apa kabar? Ada apa telepon malam-malam begini? Apa ada masalah?"

Nada bicara pria di ujung telepon terdengar cemas. Leroy memastikan pintu kamarnya terkunci. Lalu, dia berdiri di bawah jendela kamar yang terbuka.

"Paman Assad, berapa banyak uang dan aset yang kumiliki sekarang di negara Venom?"

Assad Mamahit, 51 tahun. Dia adalah pria yang dipercaya Leroy untuk mengatur bisnisnya di luar negeri.

Enam tahun lalu sebelum Leroy pergi dari rumah, diam-diam Adipati memberikan uang untuk biaya hidupnya sebanyak Rp5 miliar.

Adipati adalah orang kepercayaan Matteo yang sudah bekerja lama di keluarga Opulent jauh sebelum Leroy lahir. Adipati menyayangi Leroy seperti anak kandungnya sendiri karena dia dan istrinya tidak memiliki anak. Selain itu, mendiang ibu kandung LeroyーNiken Karamoy, juga meminta Adipati untuk selalu menjaganya.

Selama menjadi suami Angeline, Leroy menghabiskan uang saku pemberian istrinya dan uang pemberian Adipati untuk bermain saham atas nama akun Raja Opulent. Dengan kecerdasan dan keyakinannya, dia mengumpulkan kekayaan di negara Venom yang merupakan salah satu negara maju di dunia.

Leroy juga mengumpulkan kekuatan dan menjalin relasi dengan orang-orang penting dan berkuasa. Dia mengontrol semuanya tanpa seorang pun anggota keluarga Donsu dan keluarga Opulent mengetahuinya. Selama 5 tahun, Leroy berhasil menjadi pria muda yang sukses luar biasa.

"Tuan Leroy, uang dan aset Anda jumlahnya nggak terhingga. Anda menjelma sebagai seorang Kuadriliuner pertama di dunia."

Assad tidak berkata apapun lagi. Dia menebak Leroy sedang tercengang dengan statusnya sekarang.

Leroy membakar rokok. Setelah mengembuskan asap rokok, dia berkata, "Masih butuh setingkat lagi untuk mencapai Kuintiliuner."

Ada makna ketidakpuasan di kalimat Leroy barusan. Assad tertegun mendengarnya. Karena dia pikir, Leroy pasti sudah puas dengan pencapaiannya sekarang.

"Dalam waktu 2 hari, aku mau Opulent Holdings buka cabang di negara Oracle, tepatnya di kota Aston!"

Leroy mendirikan perusahaan bernama Opulent Holdings yang memiliki tiga anak perusahaan. Yaitu OP Rock Investment bergerak di bidang investasi, Opulent Couture bergerak di bidang desain perhiasan, dan Opulent Estates yang bergerak di bidang pengembang properti mewah.

Opulent Holdings berkantor pusat di kota Celestial negara Venom, termasuk ketiga anak perusahaannya.

Saat mendengar perintah Leroy, Assad kesulitan bernapas. Dia mengira Leroy akan datang ke negara Venom dan melihat seluruh kekayaannya. Namun ternyata, dia salah besar.

"Baik, Tuan. Apa ada lagi?" tanya Assad tegang.

"Buat pesenan furniture ke Donsu Group atas nama Angeline Donsu sebanyak Rp1 miliar!"

"Saya mengerti," sahut Assad sopan.

Leroy mengakhiri panggilan telepon dengan perasaan sedikit puas. Bagaimana pun juga, ini bukan kali pertama Leroy diam-diam membantu Angeline untuk mencapai omset penjualan.

Tepat pada saat tengah malam, Leroy mendengar suara seorang perempuan berbicara dari arah dapur. Dia lantas membuka pintu dengan sangat hati-hati.

Leroy melihat Angeline berjalan menuju lemari pendingin. Dia menatap istrinya dari kejauhan.

"Ah, siapa sih yang telepon tengah malem gini?"

Angeline menggerutu sambil menuangkan air mineral ke gelas kosong. Kemudian, meminumnya.

Handphone Angeline tidak berhenti berdering. Dengan terpaksa, dia menerima panggilan telepon masuk dari asistennya.

"Chika, kamu tau nggak sekarang jam berapa?" tanya Angeline kesal. "Sekarang udah tengahー"

"Ma-maaf, Bu Angel," ucap Chika panik. "A-aku tau sekarang udah tengah malam. Tapi aku pikir, Ibu harus tau kabar yang baru aja aku terima."

Angeline akhirnya memaksakan diri untuk duduk di kursi ruang makan. Dia mendengar suara Chika yang begitu bersemangat di tengah malam seperti ini.

"Cepetan bilang!" perintah Angeline.

Angeline cemas. Apakah sang kekekーBahran Donsu, akan memecatnya karena gagal mencapai target? Dia bahkan tidak berani membayangkannya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rinto Akuba
ceritanya penuh sampah, otak authornya keseleo kali.
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P.
knp dibantu siihhh roooyyy ╥﹏╥
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status