Share

Panggilan Darurat

“Jangan sebutkan namanya! Kalau tahu ya sebut dalam hati saja! Begitu pesan Sinna,” imbuh Aaron kayak perintah yang tak boleh ditolak.

“Oke!” sahutku dengan nada cepat. Meskipun, aku sedikit bingung.

“Oke, kalau begitu pulanglah sekarang! Kamu harus ke sana secepatnya! Begitu pesan pamungkasnya,” info Aaron kembali dengan menekan setiap kata yang ia ucapkan.

Aku melongo.

Ada apa sih?

Dan ... barkiya?

Wanita cantik yang sulit ditemui itu mengirimkan pesan agar aku segera menemuinya dengan tidak boleh membocorkan namanya?

Apa dia tahu Daffar, Pak Badzan dan orang-orang semisal yang mungkin akan mendengarnya?

Eh!

Jangan-jangan ....

Jangan-jangan ia tahu kemungkinan aku sedang bersama siapa gitu?

Begitukah?

Dengan cepat, aku bergegas ke arah tangga. Lalu, dari ujung anak tangga teratas aku berteriak pada dua orang yang masih duduk meja makan itu.

“Pak, Bu, saya harus segera pulang,” infoku dengan suara nyaring.

Kemudian, aku memasukkan barang-barangku yang nggak seberapa ke dalam ransel,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status