Share

Satu-satunya Mimpi

Aku kembali menatap mata Daftar dengan dalam, tapi laki-laki itu seolah nggak mengerti jika sedang kuperhatikan. Ia terus menikmati film kartun di layar televisi.

Aku meletakkan kantong snack itu di pangkuannya, lalu beranjak ke ujung karpet di mana kumpulan snack dan beberapa minuman kaleng tergeletak tak beraturan.

Aku mengambil dua minuman kaleng dan membawanya ke tempat duduk ku semula.

"Na, minumlah!" pintaku setelah membuka tutup kaleng itu.

Daffar menerima minuman kaleng itu tanpa melihatku.

"Terima kasih," ucapnya lembut. Kemudian ia menyesapnya.

"Boleh aku lanjut tanya?" izinku dengan hati-hati.

Daffar mengangguk, lalu tangannya mampir ke puncak kepala ini, mengusap lembut, lalu kembali menatap layar televisi.

"Tanya aja," balasnya datar.

Aku mengangguk puas.

"Apa Kamu bisa tebak di mana gelap yang Kamu ingat sebelum jingga menyusul?" tanyaku seperti polisi yang tengah menyusun pertanyaan interogasi.

Daffar terlihat berusaha mengingat-ingat, wajahnya seperti sedang berpikir k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status