Share

Menelisik Wujud Benang Hidup

Seketika tubuhku terjengkang ke belakang.

Aku menggunakan kedua siku untuk menopang tubuh agar kepala ini tidak terbentur lantai.

“Hah!”

Napasku terengah-engah.

Sesaat kemudian, aku sibuk melakukan aksi tarik embus napas untuk mengatur pernapasan agar kembali stabil.

“Phuh ...!”

Satu embusan napas panjang mengakhiri aksi tarik embus napas. Akhirnya, aku sedikit kembali memperoleh ketenanganku.

Daffar terlihat gelisah, mungkin karena jeritanku masuk ke dalam tidurnya, atau kekuatan kegelapan itu yang menggelisahkannya.

“Ssst! Ssst!” bisik ku seperti sedang menenangkan anak kecil.

Raut muka Daffar berangsur-angsur tenang dan kembali nyenyak.

Tapi, apa itu tadi?

Apa yang berada dalam selubung kekuatan kegelapan Anbar yang berada dalam tubuh Daffar?

Tangan ini menyentuh pipi kiri yang masih terasa perih, ngilu dan panas.

Mata ini kupejamkan untuk memutar ulang sabetan itu agar aku dapat mengindentifikasi apa yang menyabet pipi kiri ini.

Aku ....

Aku merasakan kulit bersisik kasar dan taja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status